Di antara rayuan manis
dan janji yang ditulis di langit senja,
terselip pria bangsat,
bermulut madu, berhati racun.
Mereka datang seperti pahlawan,
mengaku penyelamat hati,
padahal hanya pencuri
yang lihai menyembunyikan niat di balik cinta palsu.
Cinta yang katanya tulus,
ternyata jebakan,
membuat wanita lupa diri,
terbuai kata-kata manja
yang ujungnya luka menganga.
Berapa banyak hati yang dirusak?
Berapa banyak airmata yang jatuh sia-sia?
Karena pria bangsat
tak pernah cinta sungguhan,
mereka hanya suka memiliki,
bukan menjaga.
Petaka cinta itu nyata,
lahir dari nafsu yang dibungkus sayang,
dari dusta yang ditenun jadi perhatian,
dari pengkhianatan yang dibalut rindu.
Wahai wanita…
hati-hati dengan pria bermulut manis,
karena tak semua tangan yang menggenggam
berniat memeluk,
ada yang justru ingin melemparkanmu
ke jurang kekecewaan paling dalam.
Dan wahai para pria bangsat,
ingatlah…
cinta yang kau permainkan hari ini,
akan jadi petaka yang menunggumu di ujung waktu.
Karena setiap airmata yang kau jatuhkan,
akan kembali
menghujam hatimu
lebih pedih dari yang pernah kau lakukan.
