Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Siapa nama asli Sultan Iskandar Muda sebelum dinobatkan menjadi Raja Aceh

Minggu, 15 Agustus 2021 | 20:33 WIB Last Updated 2021-08-15T13:33:26Z


"Darma Wangsa Tun Pangkat"
Menarik untuk mengatahui siapa sebenarnya nama asli Sultan Iskandar Muda, raja Aceh yang paling kesohor dalam sejarah. Dari beberapa referensi yang saya baca, nama Sultan Iskandar Muda tak pernah lepas dari sejarah penaklukan Semenanjung Melayu (Malaysia) oleh Kerajaan Aceh dan perang Aceh dengan Portugis di Selat Malaka.

Beberapa referensi itu adalah PA Tiele dalam bukunya De Europeer in de Maleishe Archipel, kemudian AJA Gerlach dalam buku Atjih en De Atjinezen, terbitan Arnhem tahun 1873.

Dalam kedua referensi dari sumber Eropa tersebut, dijelaskan, Pada Juni 1606 tentara Portugis di bawah pimpinan Martin Alfonso menyerang kota Bandar Aceh Darussalam, pada masa pemeritahan Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607), putera Sultan al Mukammil. Sultan ini mempunyai seorang kemenakan laki-laki yang bernama Darma Wangsa Tun Pangkat. Ketika Portugis menyerang kota Bandar Aceh si kemenakan ini berada dalam tahanan yang dihukum oleh pamannya karena sesuatu kesalahan.

Ketika mendengar adanya penyerangan yang dilakukan Portugis. Ia memohon kepada pamannya agar dia dibebaskan dan diperkenankan ikut berperang melawan orang-orang Portugis. Permohonan ini dikabulkan dan selanjutnya Darma Wangsa Tun Pangkat bersama dengan tentara Aceh lainnya melakukan perlawanan terhadap Portugis.

Tentara Aceh ini berhasil mengusir kembali orang-orang Portugis dari wilayah kota Bandar Aceh Darussalam. Darma Wangsa Tun Pangkat yang telah berjasa karena keikutsertaannya dalam pertempuran-pertempuran melawan pihak Portugis itu, menjadi terkenal dan menarik perhatian orang-orang di kalangan Istana.

Lebih jelas tentang nama asli Sultan Iskandar Muda itu juga bisa dibaca dalam karya NJ Ryan, Sejarah Semenajun Tanah Melayu, yang diterbitkan di Kuala Lumpur tahun 1966, pada halaman 54-55 menulis bahwa meninggalnya Sultan Ali Riayat Syah menurut catatan Nuruddin Ar Raniry, pada hari Rabu 4 April 1607. Sebagai penggantinya adalah kemenakannya sendiri yakni Darma Wangsa Tun Pangkat dengan gelar Sultan Iskandar Muda.

Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh tetap melakukan perlawanan dengan menyerang kedudukan Portugis di Malaka. Dan juga melakukan penaklukan-penaklukan terhadap kerajaan-kerajaan Melayu di sekitarnya.

Kemudian menurut NJ Ryan, penaklukan-penaklukan ini dilakukan dengan maksud untuk memudahkan penyerangan yang akan dilakukan Aceh secara besar-besaran terhadap Malaka dan Portugis.

Pada tahun 1615 Aceh akan melakukan suatu serangan terhadap Portugis di Malaka. Namun karena sebelumnya Aceh terlebih dahulu telah menyerang Johor dengan armada yang disiapkan untuk menyerang Malaka, maka berita penyerangan ini telah diketahui oleh Portugis, sehingga Aceh membatalkan maksudnya itu. Meskipun demikian, ketika armada Aceh ini dalam perjalanan pulang sempat juga terlibat dalam pertempuran dengan kapal-kapal Portugis di dekat kota Malaka.

Penyerangan terhadap Portugis di Malaka baru dilakukan kembali oleh Aceh pada tahun 1629. Penyerangan ini merupakan yang terbesar. Karena untuk ini Aceh telah menggunakan sebuah armada yang telah lama dipersiapkan di kota Bandar Aceh Darussalam, sehingga merupakan sebuah armada yang cukup besar menurut ukuran waktu itu. Tidak kurang dari 250 buah perahu layar dan 47 kapal berukuran besar dengan sekitar 20.000 personal tenaga telah digunakan oleh Aceh dalam penyerangan tersebut.

Keberhasilan Aceh melawan Portugis dan menguasai Malaka itulah yang membuat nama Sultan Iskandar Muda tercatat dalam berbagai referensi sejarah Eropa, terutama dari Portugis.

Copas fb
Ajteh Ajteh