Langsa Hari Ini dan Tantangan Masa Depan: Membangun Identitas Kota Berbasis Sejarah dan Adat
Langsa hari ini adalah kota yang sedang berlari. Pembangunan jalan, pasar modern, universitas, hingga sentra UMKM menunjukkan geliat urbanisasi dan kemajuan ekonomi. Namun, dalam kecepatan pembangunan itu, ada yang perlahan tertinggal: akar sejarah, identitas adat, dan semangat budaya yang dahulu menjadi fondasi masyarakat.
Kota ini punya warisan besar—mulai dari struktur mukim yang mampu menengahi konflik sosial, hingga nilai-nilai adat Melayu-Aceh yang sarat etika dan penghormatan. Tapi dalam kebijakan pemerintah, warisan-warisan itu belum sepenuhnya dijadikan dasar pijakan.
Tantangan Terbesar: Melupakan Diri Sendiri
Banyak anak muda Langsa tak lagi mengenal siapa imeum mukim, tak paham perbedaan antara hukum adat dan hukum negara, dan bahkan belum pernah mendengar cerita tentang tokoh-tokoh pejuang lokal dari Langsa. Ini bukan semata-mata karena ketidaktahuan, tapi karena narasi sejarah dan adat tidak lagi menjadi prioritas dalam pendidikan dan kehidupan sosial.
Media sosial menggantikan majelis pengajian. Gengsi gaya hidup menggantikan nilai gotong royong. Kita sedang berada di masa di mana yang lokal terancam dilupakan karena terlalu asyik mengejar yang global.
Peluang: Menjadikan Adat sebagai Arah Pembangunan
Namun semua belum terlambat. Kota Langsa punya peluang besar untuk membangun arah baru: menjadikan sejarah dan adat sebagai peta pembangunan. Pemerintah bisa mulai dengan:
- Menghidupkan kembali struktur mukim secara aktif dan partisipatif.
- Mewajibkan pelajaran sejarah lokal dan hukum adat di sekolah-sekolah.
- Mengadakan festival budaya Aceh-Melayu secara berkala.
- Mendukung riset dan dokumentasi adat oleh kampus dan lembaga budaya.
- Membangun ruang publik yang mengangkat tokoh-tokoh sejarah lokal.
Penutup: Kota yang Kuat adalah Kota yang Mengenal Dirinya
Langsa bukan sekadar nama di peta Aceh Timur. Ia adalah cermin dari peradaban Aceh pesisir, tempat adat bertemu agama, dan Melayu bersanding dengan keacehan. Jika akar itu terus dipupuk, maka Langsa akan tumbuh menjadi kota yang kokoh—tidak goyah oleh zaman, tidak asing dalam dirinya sendiri.
Membangun Langsa hari ini bukan sekadar membangun fisik kota, tetapi membangun kembali jati diri dan sejarahnya. Sebab kota yang kuat adalah kota yang mengenal dirinya.