Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Jangan Seperti Lembu, Pelajaran Tentang Hidup dan Harga Diri

Sabtu, 03 Mei 2025 | 12:01 WIB Last Updated 2025-05-03T05:01:56Z




Di tengah derasnya arus modernisasi, banyak nilai-nilai hidup yang mulai pudar. Pepatah lama yang dulu dipegang teguh kini mulai terlupakan. Salah satunya adalah ungkapan, “Jangan seperti lembu yang dicucuk hidung.”

Peribahasa ini bukan sekadar sindiran, tapi nasihat hidup tentang harga diri, kemandirian berpikir, dan kehati-hatian dalam menentukan arah kehidupan.

Filosofi Lembu dan Kehidupan

Lembu dikenal sebagai hewan jinak yang kalau hidungnya dicucuk tali, dia akan pasrah ke mana pun ditarik. Tak peduli ke ladang, ke pasar, bahkan ke tempat jagal sekalipun, lembu akan tetap berjalan menurut arah tali di hidungnya.

Dalam kehidupan manusia, pepatah ini digunakan untuk menggambarkan orang yang:

  • Tidak punya pendirian.
  • Selalu ikut-ikutan.
  • Tak berani menolak walau tahu itu salah.
  • Menjadi alat bagi orang lain tanpa berani berpikir dan bersuara.

Bahaya Jadi “Lembu Dicucuk Hidung” di Era Sekarang

Di zaman digital ini, ancaman menjadi “lembu” sangat besar. Banyak orang hidup hanya berdasarkan opini publik, tren media sosial, dan bisikan orang sekeliling tanpa memikirkan benar atau salah.

Ada yang ikut-ikutan menyebar hoaks.
Ada yang mengikuti gaya hidup hedon karena gengsi.
Ada pula yang rela menggadaikan prinsip hanya demi pujian dan pengakuan.

Hidup Bukan Tentang Mengikuti Orang Lain

Manusia diberi akal, hati, dan nurani agar bisa berpikir, memilih, dan menentukan jalan hidupnya sendiri. Seorang bijak pernah berkata, “Hidup ini bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling kuat memegang prinsip di tengah godaan.”

Jangan mudah terpengaruh oleh suara mayoritas, sebab mayoritas belum tentu benar. Kadang kebenaran ada di tangan mereka yang minoritas tapi berani bersikap.

Filosofi Kehidupan: Belajarlah dari Pohon, Bukan dari Lembu

Kalau harus belajar, belajarlah dari pohon. Meski diterpa angin, pohon yang kuat tetap berdiri. Ia punya akar yang menghujam ke bumi, kokoh meski banyak cobaan.

Pohon memberi manfaat, meneduhkan orang, menyuburkan tanah, bahkan setelah tumbang pun kayunya masih berguna.

Berbeda dengan lembu yang hanya berjalan tanpa arah, asal ada tali yang menarik.

Jadilah Manusia Berpendirian, Bukan Pengikut Buta

Dalam hidup ini, kita harus belajar berkata “tidak” ketika sesuatu itu salah. Berani berbeda ketika mayoritas sesat. Dan teguh memegang prinsip, meski sendiri.

Karena orang bijak hidup dengan prinsip, sementara orang bodoh hidup dengan ikut-ikutan.

Penutup

Jangan wariskan jiwa “lembu dicucuk hidung” pada anak-anak kita. Ajarkan mereka untuk berpikir kritis, berani bertanggung jawab atas keputusan, dan punya prinsip hidup.

Karena dunia ini tak butuh lebih banyak pengikut tanpa arah, tapi butuh lebih banyak pemimpin yang tahu ke mana harus berjalan.

Ingatlah, manusia diciptakan dengan akal dan nurani — bukan untuk sekadar hidup seperti lembu yang dicucuk hidung.