Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Refleksi: Ketika Politik Jadi Jalan Menuju Jabatan

Kamis, 01 Mei 2025 | 15:48 WIB Last Updated 2025-05-01T13:09:29Z

Di tengah masyarakat yang mengagungkan koneksi lebih dari kompetensi, politik sering kali bukan lagi sekadar urusan negara—tetapi juga urusan dapur. Politik menyusup ke kantor-kantor, ke meja-meja birokrasi, bahkan ke ruang sidang pelantikan. Tak jarang, jabatan diperoleh bukan karena kapabilitas, tapi karena loyalitas—bukan karena prestasi, tapi karena siapa yang dibela.

Bermain politik untuk mendapatkan pekerjaan dan jabatan bukan lagi aib bagi sebagian orang, tapi dianggap seni bertahan hidup. Intrik dijadikan strategi, basa-basi jadi jembatan, dan topeng pun dikenakan demi mendekati kekuasaan. Namun, di balik keberhasilan sesaat, muncul pertanyaan yang lebih hakiki: apa yang sebenarnya sedang kita bangun—karier atau kebohongan?

Refleksi ini penting karena jabatan adalah amanah, bukan hadiah. Ketika ia didapat dari lobi, bukan dari laku; dari relasi, bukan dari rekam jejak; maka kehancuran organisasi hanya soal waktu. Yang paling dirugikan bukanlah mereka yang tak punya "orang dalam", tapi masyarakat luas yang seharusnya dilayani oleh orang-orang terbaik, bukan orang-orang terdekat.

Akhirnya, kita perlu bertanya: jika semua posisi direbut lewat permainan politik, di mana tempat bagi mereka yang tulus bekerja, diam-diam belajar, dan sabar menunggu waktunya bersinar? Apakah mereka hanya akan jadi penonton di panggung yang dikuasai aktor-aktor politik oportunis?

Penulis Azhari