Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Refleksi: Pengkhianat Senior dalam Organisasi, Luka Batin Kader Muda

Selasa, 13 Mei 2025 | 21:40 WIB Last Updated 2025-05-13T14:40:28Z




Oleh: Azhari 

Organisasi sejatinya adalah rumah tempat kita belajar, bertumbuh, dan membangun jaringan peradaban. Di sana ada yang disebut senior, kader, hingga pemimpin. Mereka diikat oleh cita-cita yang sama, dikukuhkan dalam sumpah loyalitas, dan diikat dalam satu nilai: kebersamaan. Tapi sayangnya, tak semua senior pantas disebut sebagai teladan. Ada yang justru menjadi racun di dalam tubuh organisasi, pengkhianat yang menusuk dari belakang, dan pelupa sejarah perjuangan.

Ketika Senior Melupakan Kadernya

Berapa banyak organisasi yang hari ini rapuh bukan karena tekanan dari luar, tapi karena pengkhianatan dari seniornya sendiri? Senior yang dulu berapi-api di mimbar perjuangan, kini berkompromi dengan kepentingan. Senior yang dulu membakar semangat kader, kini sibuk membakar jabatan untuk kepuasan pribadi. Kader yang dulu setia mengikuti langkah, justru ditinggalkan, bahkan dikorbankan demi ambisi pribadi.

Lebih menyakitkan lagi, ketika senior itu meremehkan kader yang sedang tumbuh, menghalangi jalan kader yang bersinar, bahkan memfitnahnya agar tidak melampaui dirinya. Padahal seharusnya, tugas seorang senior adalah mendorong kader menjadi lebih baik, bukan takut disalip.

Pengkhianatan yang Menjadi Tradisi Buruk

Dalam banyak organisasi, pengkhianatan ini sayangnya seperti tradisi diam-diam. Di depan kader bicara soal perjuangan, di belakang menjual nama organisasi untuk kepentingan politik dan materi. Di depan kader berceramah soal etika, di belakang bermain intrik busuk demi proyek dan posisi.

Ketika organisasi dijadikan alat, bukan lagi amanah, maka hancurlah ruh perjuangannya. Kader muda yang datang dengan semangat idealisme akhirnya tumbang satu per satu, kecewa, dan memilih menjauh. Yang tersisa hanyalah kader karbitan, penjilat, dan mereka yang terbiasa hidup dari ampas organisasi.

Kader yang Dikhianati, Tapi Tak Boleh Patah

Kepada kader muda, jangan biarkan pengkhianatan itu mematikan semangatmu. Ingatlah, sejarah organisasi besar di dunia ini selalu lahir dari benturan antara idealisme muda dan kemapanan tua. Ketika senior mengkhianati nilai-nilai perjuangan, kader muda harus tetap tegar, memperbaiki organisasi dari dalam, dan membangun jalan baru yang lebih bersih.

Jangan takut berbeda. Jangan takut bersuara. Kalau senior takut kehilangan jabatan, kader harus berani kehilangan demi kebenaran. Kalau senior sibuk dengan kemewahan, kader harus sibuk memperjuangkan keadilan.

Penutup: Sejarah Akan Mengingat

Sejarah organisasi tidak akan pernah lupa. Nama-nama pengkhianat akan tercatat, sekalipun mereka berdiri di mimbar paling tinggi. Dan nama-nama pejuang sejati akan tetap harum, meski hanya duduk di sudut-sudut ruangan.

Maka, jadilah kader yang tidak mudah patah. Jangan rusak idealisme hanya karena pengkhianatan satu-dua orang. Jadikan pengkhianatan itu pelajaran berharga, bahwa tidak semua yang berteriak lantang itu setia, dan tidak semua yang diam itu takut.

Karena sesungguhnya, yang bisa menyelamatkan organisasi dari kehancuran bukan senior bermuka dua, tapi kader-kader muda yang jujur, teguh, dan berani menyuarakan nurani.

Jangan biarkan pengkhianatan menjadi warisan. Jadikan organisasi ladang perjuangan, bukan panggung kepentingan.