Apa Arti Hidup Bila Jauh dari Pendidikan Agama Islam
Hidup, bagi sebagian orang, mungkin sekadar tentang bekerja, makan, tidur, dan menjalani rutinitas yang sama setiap harinya. Namun, dalam perspektif Islam, hidup adalah ujian dan perjalanan menuju akhirat. Maka pertanyaannya adalah: apa arti hidup bila jauh dari pendidikan agama Islam?
Pendidikan agama bukan sekadar hafalan doa, belajar rukun Islam, atau mengenal kisah nabi. Lebih dari itu, pendidikan Islam adalah fondasi moral, sumber ketenangan hati, dan petunjuk jalan agar manusia tidak tersesat dalam kemajuan dunia yang melaju tanpa rem.
Bila seseorang hidup tanpa nilai-nilai agama, maka ia akan mudah tergelincir dalam gaya hidup hedonis, kehilangan batas halal dan haram, dan menyamakan makna bahagia dengan tumpukan materi. Padahal, tanpa arah dan makna yang hakiki, harta, jabatan, dan popularitas takkan pernah cukup mengisi kehampaan jiwa.
Lihatlah generasi muda kita hari ini. Ketika pendidikan agama dijauhkan dari rumah, sekolah, dan masyarakat, maka jadilah mereka generasi yang kehilangan adab, mudah marah, minder dengan identitas Islam, dan bahkan ada yang menolak agama dengan bangga.
Sungguh, hidup yang jauh dari pendidikan Islam ibarat kapal tanpa kompas—berlayar tanpa arah dan siap karam kapan saja.
Maka mari kembali. Kembali mendekap Al-Qur’an. Kembali menjadikan masjid rumah utama hati. Kembali menjadikan majelis ilmu dan guru agama sebagai tempat kita mendewasakan akal dan iman.
Karena ketika pendidikan agama Islam menjadi cahaya dalam hidup kita, maka dunia tidak akan menipu, dan akhirat menjadi tujuan sejati. Hidup jadi lebih tenang, penuh makna, dan layak diperjuangkan.
"Agama bukan beban, tapi bekal. Maka jangan hidup tanpa petunjuk, karena hidupmu bukan sekadar tentang hari ini, tapi juga untuk selamanya."