Arti Hidup untuk Ibu: Antara Ikhtiar dan Doa yang Tak Pernah Usai
Oleh: Azhari
“Jika semua cinta di bumi ini diperas menjadi satu, maka cinta seorang ibu akan tetap menjadi yang paling murni.”
Kalimat ini bukan sekadar ungkapan puitis, tapi cerminan betapa besar dan sakralnya posisi seorang ibu dalam hidup kita. Tak terhitung berapa kali kita jatuh dan bangkit, dan di balik semua itu, ada satu sosok yang tak pernah lelah mendoakan kita bahkan tanpa kita minta: ibu.
Hari ini, kita hidup dalam zaman serba cepat. Keberhasilan diukur dari pencapaian materi, bukan lagi pada nilai-nilai ketulusan atau restu orang tua. Namun bagi sebagian dari kita yang masih menyadari betapa berartinya seorang ibu, hidup ini hanyalah perjalanan panjang untuk satu tujuan: membahagiakan ibu, dunia dan akhirat.
Ibu, Nafas Panjang Sebuah Kehidupan
Tidak ada yang lebih tulus dari doa seorang ibu. Ia mendoakan kita dalam senyap. Di balik doa-doanya yang sederhana, tersembunyi rasa cemas, harapan, dan cinta yang tak terbatas. Bahkan saat kita berada jauh, bahkan ketika kita mungkin telah melukainya tanpa sadar, ibu tetap mengangkat tangannya di sepertiga malam dan memohonkan keselamatan untuk kita.
Apa arti hidup bagi seorang anak jika bukan demi melihat senyum ibunya bahagia?
Sebagian orang menganggap bahwa hidup adalah tentang ambisi. Tapi bagi saya, hidup adalah tentang menjadikan setiap langkah sebagai persembahan cinta untuk ibu. Entah dengan doa, dengan perbuatan baik, atau dengan sekadar mendengar keluhnya yang sederhana.
Ikhtiar Anak: Bukan untuk Membalas, Tapi Menghormati
Tak ada anak yang bisa membalas cinta ibu. Sebab cinta ibu adalah bentuk pengorbanan yang tak terukur. Namun setidaknya, sebagai anak, kita bisa berikhtiar:
- Menjadi anak yang berakhlak dan beriman, karena itulah yang ibu doakan sejak lama.
- Menjadi anak yang tidak menyusahkan, tidak menambah beban pikiran ibu.
- Menjadi anak yang membanggakan, bukan dengan harta, tapi dengan sikap.
- Menjadi anak yang tidak lupa, tidak hanya menghubungi saat butuh, tapi hadir karena cinta.
Ikhtiar ini bukan hanya kewajiban, tapi bentuk penghormatan. Sebab keberhasilan tanpa restu ibu adalah kosong. Sebab setiap keberkahan, dalam diamnya, mungkin berasal dari air mata ibu yang kita tak pernah tahu kapan jatuhnya.
Doa Anak untuk Ibu: Antara Langit dan Bumi
Doa ibu untuk anak adalah senjata paling kuat di dunia. Tapi seringkali kita lupa bahwa doa anak juga bisa menjadi jalan kebahagiaan bagi ibu.
Apakah kita sudah mendoakan ibu kita hari ini?
“Ya Allah, ampunilah ibuku, panjangkan umurnya dalam kebaikan. Jika ia telah tiada, lapangkanlah kuburnya dan terangi jalannya. Terima kasih karena Engkau telah menitipkan cinta-Mu lewat dirinya.”
Doa sederhana, tapi dari hati. Doa yang setiap anak bisa ucapkan, sebagai bukti bahwa kasih sayang itu masih hidup dalam dada kita.
Refleksi: Selama Ibu Masih Hidup, Kita Masih Punya Segalanya
Banyak anak baru menyesal saat ibu sudah tiada. Baru menyadari bahwa suara cerewet itu ternyata candu. Bahwa tangan yang keriput itu dulu sering menyuapinya saat lapar. Bahwa mata yang redup itu pernah menangis diam-diam saat anaknya tak pulang.
Maka, selama ibu masih hidup: peluklah ia, bahagiakan ia, dan jadikan ia prioritas dalam doa dan hidupmu.
Dan jika ibu telah berpulang: jadilah anak saleh yang terus mengirimkan cahaya ke alam kuburnya.
Penutup: Ibu adalah Tujuan dari Segala Perjalanan
Hidup ini singkat. Harta bisa dicari, jabatan bisa digapai, tapi ridha ibu hanya datang dari hati yang tulus. Jangan tunggu waktu menua dan tak berdaya baru menyesal tak sempat membahagiakan ibu.
Karena dalam hidup ini, bisa jadi satu-satunya alasan kita masih dilindungi, masih dimudahkan, dan masih diberi kesempatan adalah karena ada satu sosok yang tak pernah berhenti mendoakan kita: ibu.
“Surga di telapak kaki ibu bukan hanya kalimat simbolik, tetapi penegasan bahwa jalan menuju hidup yang berarti selalu dimulai dari bakti kepada orang tua.”