Beratnya Mencapai Tujuan, Tapi Nikmat Kehidupan Harus Disyukuri
Kehidupan adalah perjalanan yang penuh liku, tanjakan, dan kadang jurang yang membuat kita hampir menyerah. Tapi di balik semua itu, ada satu hal yang tak boleh kita lupakan: nikmat kehidupan yang patut kita syukuri. Tujuan boleh jauh, jalan boleh sulit, tapi hidup ini adalah karunia yang tak ternilai.
Tak semua yang kita impikan bisa segera terwujud. Ada yang harus kita perjuangkan bertahun-tahun, bahkan kadang hingga lupa kapan awal kita memulainya. Kadang tujuan hidup terasa begitu jauh, seolah harapan hanya menjadi bayangan. Tapi ketahuilah, proses menuju impian itu adalah bentuk paling nyata dari hidup yang sebenarnya. Kita tumbuh di situ. Kita dikuatkan di situ.
Berat? Tentu. Namun bukankah gunung tertinggi akan terlihat paling indah setelah didaki? Air mata, lelah, gagal berkali-kali—semua itu adalah harga dari cita-cita. Tapi bersamaan dengan itu pula, ada nikmat Allah yang terus mengalir: udara pagi yang sejuk, keluarga yang menyapa, secangkir kopi di tengah lelah, hingga nafas yang masih kita hirup. Nikmat itu kadang kecil, tapi begitu berarti.
Berhentilah sebentar, bukan untuk menyerah, tapi untuk melihat ke belakang bahwa kamu sudah begitu jauh melangkah. Lihat betapa kuatnya kamu. Lihat bagaimana Allah tidak pernah meninggalkanmu. Di balik beratnya hidup, nikmat itu selalu ada—tinggal kita mau bersyukur atau tidak.
Syukur adalah penawar bagi hati yang gundah, penerang bagi jiwa yang lelah. Ketika tujuan terasa terlalu berat, maka bersyukurlah atas langkah-langkah kecil yang sudah dilalui. Bersyukur bukan berarti pasrah, tapi bentuk kekuatan bahwa kita percaya Allah tidak menciptakan kehidupan ini sia-sia.
Maka teruslah berjuang, walau lambat. Teruslah bersyukur, walau belum sampai. Karena dalam beratnya kehidupan, ada nikmat yang tak semua orang sadari: kita masih punya harapan, kita masih punya hidup. Dan itu, lebih dari cukup untuk kembali melangkah.
#SyukuriHidupmu
#TerusMelangkah
#HidupAdalahNikmat