Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Cintai Hidupmu Sebelum Matimu Tidak Berguna

Kamis, 17 Juli 2025 | 12:49 WIB Last Updated 2025-07-17T05:49:47Z

:


Cintai Hidupmu Sebelum Matimu Tidak Berguna


Oleh: Azhari 

Hidup ini bukan hanya soal bernapas. Ia adalah kesempatan. Sebuah waktu singkat antara tangis pertama saat lahir dan hembusan napas terakhir ketika ajal menjemput. Maka, satu pertanyaan mendasar layak kita renungkan: sudahkah kita mencintai hidup kita sendiri—sebelum kematian membuat semua menjadi sia-sia?

Di dunia yang semakin bising oleh tuntutan, pencitraan, dan ekspektasi orang lain, banyak orang justru menjauh dari dirinya sendiri. Mereka hidup mengikuti arus, tapi kehilangan arah. Mereka sibuk mengejar pujian, tapi lupa mencintai diri. Mereka tampak hebat di luar, tapi hancur pelan-pelan di dalam. Padahal, hidup ini terlalu berharga untuk sekadar dipamerkan. Hidup ini harus dijalani, dihargai, dan dicintai.

Cintai Dirimu, Sebelum Dunia Melupakanmu

Kita hidup di zaman yang cepat lupa. Dunia tidak akan berhenti ketika kita jatuh. Bahkan mungkin tak ada yang peduli ketika kita tersungkur. Maka sebelum kita berharap dicintai oleh dunia, cintailah diri sendiri. Rawat tubuhmu, jaga mentalmu, hormati waktumu, dan maafkan kesalahanmu.

Karena jika kamu sendiri tidak peduli pada hidupmu, bagaimana mungkin dunia akan?

Hidup yang Tidak Dicintai, Akan Mati Sebelum Ajal

Orang yang tidak mencintai hidupnya sendiri akan berjalan seperti bayangan. Ia hidup, tapi jiwanya kosong. Ia tertawa, tapi itu cuma topeng. Ia bekerja, tapi bukan karena cinta, hanya demi bertahan. Lama-lama, hidupnya akan terasa mati, bahkan sebelum kematian datang.

Dan ketika kematian itu akhirnya tiba, hidup yang tidak pernah dihargai akan berlalu begitu saja—tanpa arti, tanpa bekas, tanpa makna. Seperti hujan yang jatuh di tanah tandus, lenyap tanpa meninggalkan tunas.

Jadikan Hidupmu Bermakna, Agar Kematianmu Tidak Sia-sia

Kita semua akan mati. Itu pasti. Tapi tidak semua orang benar-benar hidup sebelum mati. Ada yang sibuk membenci, mengeluh, menyalahkan takdir, membuang waktu dalam dendam dan malas. Lalu mereka pergi—tanpa pernah mencintai hidup yang telah Allah anugerahkan.

Padahal hidup ini adalah ladang. Apa yang kita tanam akan kita panen. Maka tanamlah cinta, tanamlah kebaikan, tanamlah senyuman. Muliakan hidupmu dengan makna, agar saat mati kelak, namamu tetap hidup dalam doa orang-orang yang pernah kau bahagiakan.

Sebelum Ajal Menjemput, Peluklah Hidupmu

Jangan tunggu esok untuk mencintai hidupmu. Jangan tunggu jatuh untuk menyadari nilainya. Jangan tunggu ajal untuk menyesali yang tak pernah kamu syukuri.

Cintailah hidupmu hari ini. Hiduplah dengan penuh makna. Sebelum kematian datang dan menelanjangi segalanya—bahwa kita pernah hidup, tapi tidak benar-benar mencintai kehidupan itu sendiri.