Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Doa di Tahajud untuk Masa Depan Ananda

Rabu, 09 Juli 2025 | 00:53 WIB Last Updated 2025-07-08T17:53:35Z



Di dunia yang kian keras, masa depan anak-anak bukan sekadar ditentukan oleh pendidikan tinggi, tabungan orang tua, atau koneksi sosial. Ada kekuatan yang sering luput dari perhatian banyak orang tua zaman kini — yaitu kekuatan doa seorang ayah dan ibu di sepertiga malam terakhir. Saat manusia tertidur lelap, saat dunia sunyi, saat hanya ada bisik lirih antara seorang hamba dengan Tuhannya.

Tahajud bukan hanya ibadah sunah, tapi ruang privat seorang hamba menitipkan harapan-harapannya, termasuk untuk anak-anak yang kita cintai.

Anak Bukan Sekadar Warisan Dunia

Sebagian orang tua sibuk menyiapkan warisan harta, properti, atau usaha untuk anak-anak mereka. Mereka lupa bahwa warisan terbaik bukanlah kekayaan, tapi doa yang terus mengiringi anak-anak hingga ke akhirat.

Nabi Ibrahim AS memberi contoh terbaik dalam hal ini. Dalam Al-Qur’an, doanya begitu sederhana namun dalam maknanya:
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat." (QS. Ibrahim: 40)

Seorang nabi saja berdoa demikian, apalagi kita. Karena sehebat apapun pendidikan yang kita berikan, lingkungan yang kita jaga, tanpa izin dan hidayah Allah, anak-anak kita bisa saja tersesat di zaman yang fitnahnya kian deras.

Mengadu di Sepertiga Malam

Tahajud adalah waktu paling mustajab untuk berdoa. Rasulullah SAW bersabda:
"Tuhan kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Ku-kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, akan Ku-beri. Siapa yang memohon ampun, akan Ku-ampuni." (HR. Bukhari dan Muslim)

Di waktu itulah, setiap orang tua bisa menyebut nama anak-anak mereka satu per satu, memohonkan kebaikan dunia-akhirat, memohon keselamatan hati mereka, akhlak yang mulia, dan masa depan yang penuh keberkahan. Bukan hanya soal rezeki, tapi soal kesehatan, jodoh yang baik, ilmu yang manfaat, dan hati yang lembut.

Doa yang Tidak Tertolak

Rasulullah SAW juga pernah bersabda, bahwa salah satu doa yang tidak tertolak adalah doa orang tua untuk anaknya.
"Tiga doa yang mustajab tanpa keraguan: doa orang yang dizalimi, doa musafir, dan doa orang tua kepada anaknya." (HR. Tirmidzi)

Betapa sayang jika kesempatan ini diabaikan. Betapa rugi jika seorang ayah dan ibu hanya sibuk dengan urusan dunia, lupa menengadahkan tangan di tengah malam saat anak-anak mereka lelap, tanpa tahu nasib anak itu esok atau kelak di akhirat.

Karena anak-anak kita bukan sekadar anak biologis. Mereka adalah amanah Allah yang kelak akan diminta pertanggungjawaban.

Mendoakan yang Baik, Bukan Mengutuk

Sering kali di zaman kini, saat anak berbuat salah, orang tua ringan melontarkan kata-kata buruk: “Dasar nakal!” “Nanti kau sengsara!” “Jadi anak tak berguna!” Padahal, lisan orang tua adalah doa.

Alih-alih marah membabi buta, lebih baik menyebut nama mereka di sepertiga malam, mohonkan hidayah untuknya, mohonkan kesabaran untuk diri kita, dan doakan agar Allah memperbaiki hati dan langkah-langkah anak kita.

Tahajud adalah waktu paling tenang untuk mengadu, bukan di media sosial, bukan ke tetangga, bukan ke orang lain. Saat di hadapan Allah, tanpa perantara, hanya air mata dan hati yang lapang.

Bekal Masa Depan Lebih dari Sekadar Harta

Kita boleh menabungkan emas, membeli tanah, atau membangun usaha untuk anak. Tapi jangan lupa, doa kita saat tahajud adalah bekal yang lebih langgeng. Karena harta bisa habis, usaha bisa bangkrut, tapi doa orang tua yang tulus, abadi sampai akhirat.

Berdoalah agar anak-anak kita selamat dunia-akhirat, dijauhkan dari fitnah zaman, dilimpahkan akhlak mulia, dan diberi pasangan yang baik, rezeki yang halal, serta kemudahan dalam ibadah. Karena dunia boleh keras, tapi Allah Maha Penjaga anak-anak kita.

Penutup: Setiap Malam adalah Kesempatan

Tak harus panjang-panjang. Tak harus tiap malam. Tapi setidaknya, luangkan waktu di sepertiga malam untuk menyebut nama anak-anak kita dalam sujud terakhir. Minta ampun untuk mereka, doakan langkah hidupnya, dan titipkan masa depannya kepada Allah.

Karena kelak, saat kita sudah tiada, mungkin doa-doa itu yang akan menyelamatkan mereka. Bukan tabungan di bank, bukan rumah mewah, bukan gelar akademik, tapi jejak sujud orang tua di tengah malam yang menyebut nama mereka dalam doa-doa tulus.

Semoga kita termasuk orang tua yang tak hanya membesarkan anak secara jasad, tapi juga membangun masa depan ruhani mereka dengan doa yang tak putus-putus.