Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Nak, Apabila Kamu Sukses, Jangan Hukum Orang Tak Bersalah – Adillah dalam Tindakanmu

Senin, 21 Juli 2025 | 02:07 WIB Last Updated 2025-07-20T19:07:26Z

 Nak, Apabila Kamu Sukses, Jangan Hukum Orang Tak Bersalah – Adillah dalam Tindakanmu



Oleh: Azhari 

“Nak, apabila kamu sukses, jangan hukum orang yang tidak bersalah. Adillah dalam setiap tindakanmu. Karena kekuasaan tanpa keadilan hanyalah kedzaliman yang berbalut senyum kemenangan.”

Kalimat ini bukan hanya nasihat biasa. Ia adalah warisan batin yang seharusnya menancap dalam-dalam di hati siapa saja yang bercita-cita tinggi. Sebab dalam setiap kesuksesan, ada peluang — sekaligus godaan — untuk berlaku semena-mena. Dan tak semua orang mampu tetap lurus ketika berada di atas.

1. Kesuksesan Adalah Ujian, Bukan Sekadar Pencapaian

Banyak yang berpikir bahwa sukses adalah akhir dari perjuangan. Padahal tidak. Kesuksesan adalah awal dari ujian yang lebih berat. Saat kamu miskin, kamu diuji dengan kesabaran. Tapi saat kamu kaya, kamu diuji dengan keadilan. Saat kamu tidak berdaya, kamu mungkin takut berbuat salah. Tapi ketika kamu berkuasa, kamu diuji: apakah kamu akan tetap lurus?

Nak, ketika kamu naik ke puncak jabatan, janganlah lupa bagaimana rasanya hidup di bawah. Jangan silau dengan sanjungan yang datang karena posisimu, sebab semua itu bisa berubah menjadi kutukan jika kamu menindas orang yang tidak bersalah.

2. Jangan Hukum Orang Tak Bersalah, Walau Kamu Bisa

Kekuasaan itu menggoda. Saat kamu bisa menjatuhkan seseorang, menggiring opini, atau memanipulasi hukum untuk kepentinganmu, kamu akan diuji: Apakah kamu tetap jujur, atau kamu memilih jalan yang cepat tapi gelap?

Nak, jangan kotori tanganmu dengan dosa kezaliman. Jangan biarkan dirimu menghukum orang tak bersalah hanya karena mereka berbeda pendapat, atau karena kamu ingin terlihat hebat. Ingatlah, Tuhan tidak buta. Dan sejarah akan mencatat setiap ketidakadilan.

3. Keadilan Itu Fondasi, Bukan Pilihan

Bangsa hancur bukan karena rakyatnya bodoh, tapi karena pemimpinnya tidak adil. Rumah tangga hancur bukan karena miskin, tapi karena tidak ada keadilan. Maka keadilan bukanlah aksesori, tapi pondasi dari setiap tindakan yang membawa berkah.

Jangan pilih siapa yang kau lindungi berdasarkan siapa yang mendukungmu. Jangan siksa orang hanya karena kamu bisa. Sebab kekuasaan yang tidak diikat oleh keadilan adalah sumber kehancuran, baik di dunia maupun akhirat.

4. Jadilah Orang Baik, Bukan Orang Besar

Lebih baik jadi orang kecil yang adil daripada orang besar yang menindas. Sebab kebaikan akan dikenang, tapi kezaliman akan dibalas. Dunia mungkin diam, tapi langit mencatat.

Nak, jika kamu sukses nanti — punya jabatan, punya kekuasaan, punya harta — ingat satu hal: Gunakan semua itu untuk membela yang benar, bukan membela dirimu sendiri.

Dan jika suatu hari kamu berada di posisi untuk memutuskan nasib orang lain, tanyalah pada hatimu:
“Apakah aku sedang menegakkan kebenaran, atau membela kepentinganku sendiri?”

5. Kesuksesan Sejati Adalah Saat Kamu Tetap Adil, Meski Bisa Zalim

Kesuksesan yang diberkahi adalah ketika kamu tetap tunduk kepada Allah, walau dunia tunduk kepadamu. Ketika kamu tetap rendah hati, walau semua orang mencium tanganmu. Ketika kamu tetap adil, walau kamu punya kekuatan untuk mengabaikan hukum.

Nak, kekuasaan bisa hilang. Kekayaan bisa lenyap. Tapi keadilan dan kebaikanmu akan hidup dalam doa orang-orang yang pernah kau bela.


Penutup: Adil Itu Tidak Mudah, Tapi Mulia

Nak, jalan menjadi orang adil itu tidak mudah. Akan banyak orang yang membencimu karena kamu tak berpihak. Akan banyak yang meninggalkanmu karena kamu tidak bisa dibeli. Tapi itu harga dari kejujuran. Dan itu nilai dari keberanian.

Bila suatu hari kamu berada di atas, tetaplah seperti tanah yang berpijak: rendah, tapi menopang segalanya. Jangan jadi langit yang tinggi tapi hanya untuk dipandang.

Sukses tanpa keadilan adalah kesia-siaan. Tapi keberpihakan pada kebenaran, walau kamu sendirian, adalah kemenangan sejati di sisi Tuhan.