:
Untuk anak-anakku, sahabat-sahabatku, dan generasi Aceh…
Andai suatu hari nanti aku dipanggil lebih dulu oleh Tuhan, jangan kalian tangisi kepergianku terlalu lama. Sebab hidup ini memang hanya sementara, dan setiap yang bernyawa pasti akan kembali. Tapi ada satu yang harus kalian ingat: perjuangan belum selesai.
Aku lahir di negeri Aceh ini, tumbuh dari luka-luka sejarahnya, dari cerita leluhur yang tak sudi dijajah dan tak rela dipermainkan oleh siapa pun. Aku menyaksikan bagaimana bangsa ini dihinakan, agamanya dinistakan, dan rakyatnya dimiskinkan secara perlahan. Karena itulah aku ingin kalian semua, anak-anakku dan sahabat-sahabat seperjuangan, jangan pernah berhenti mencintai agama dan bangsamu.
Jaga Aceh ini. Jaga agama Islam di dalamnya. Jangan biarkan adat indatu hancur di telan arus zaman. Jangan biarkan sejarah Aceh hilang dari ingatan generasi muda. Dan jangan sekali-kali kalian menyerah pada kekuasaan zalim atau godaan dunia yang sesaat. Bangsa ini masih butuh orang-orang yang mau jujur, mau ikhlas, dan mau peduli.
Bantulah umat semampu kalian. Tidak harus menunggu jadi orang kaya, tidak perlu jadi pejabat tinggi, karena sekecil apapun kebaikan yang kalian lakukan, bila diniatkan karena Allah, akan menjadi amal jariyah yang tak putus-putus meski tubuh kalian telah hancur jadi tanah. Berbagilah, selagi mampu. Bela mereka yang tertindas, dan jangan biarkan rakyat kecil sendirian menghadapi ketidakadilan.
Untuk anak-anakku, ingat pesan Ayah ini:
“Jadilah orang yang lebih takut kehilangan ridha Allah daripada kehilangan jabatan. Lebih takut berkhianat daripada sekadar miskin harta. Dan lebih cinta pada negeri sendiri daripada disanjung di negeri orang.”
Dan untuk sahabat-sahabatku, terima kasih sudah berjalan bersama selama ini. Jika aku pergi lebih dulu, jangan putus silaturahmi dengan keluargaku. Doakan aku dalam sujud-sujud malam kalian. Dan lanjutkan cita-cita yang dulu pernah kita bisikkan di bawah bintang-bintang: Aceh harus bangkit. Umat harus kuat. Dan agama harus dijunjung di atas segala kepentingan dunia.
Karena aku percaya, walau ragaku nanti tiada, pemikiran dan perjuangan takkan pernah mati. Selama ada yang mau mengingat, selama ada yang mau mewariskan.
Aku titip Aceh. Aku titip anak-anakku. Aku titip pesan ini.
Salam perjuangan, sampai jumpa di negeri abadi.
Penulis Azhari