Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Santri Era Digital Menuju Gerakan Se-Dunia

Minggu, 20 Juli 2025 | 00:00 WIB Last Updated 2025-07-19T17:00:52Z

 Santri Era Digital Menuju Gerakan Se-Dunia


Oleh: Azhari 

Santri hari ini bukan lagi sosok yang identik hanya dengan kitab kuning, sarung, dan kopiah. Mereka kini menjelma menjadi generasi yang tidak hanya melek agama, tapi juga akrab dengan teknologi digital. Era baru telah tiba: era digitalisasi santri. Dan tantangannya bukan kecil—mereka dituntut untuk mampu menebarkan nilai Islam rahmatan lil alamin ke seluruh penjuru dunia, melalui kekuatan teknologi informasi dan jejaring global.

Dari Pojok Dayah Menuju Panggung Dunia

Santri dahulu mungkin hanya dikenal di kampung atau kabupaten tempatnya menuntut ilmu. Tapi hari ini, satu konten dakwah yang mereka unggah di media sosial bisa ditonton jutaan orang di lima benua. Satu artikel motivasi santri yang menyentuh, bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa dan menginspirasi komunitas Muslim global. Dunia sudah berubah, dan santri harus berdiri di garis depan perubahan ini.

Mereka tidak boleh lagi hanya menjadi penonton ketika dunia digital dipenuhi dengan konten destruktif. Sudah saatnya santri bangkit sebagai produsen nilai, pelurus narasi, dan penyambung tradisi Islam yang mencerahkan.

Identitas Santri: Antara Warisan dan Inovasi

Di tangan santri, dunia digital bukan tempat untuk menjual sensasi murahan, tapi medan untuk menyampaikan pesan-pesan Islam, etika, keadaban, dan kemanusiaan. Santri masa kini adalah pewaris ulama besar seperti Syekh Abdurrauf Singkil, Teungku Chik di Tiro, dan ulama lainnya yang tidak hanya memimpin umat, tapi juga berani menginspirasi dunia.

Namun tentu, tantangan di era ini sangat kompleks. Hoaks, radikalisme digital, polarisasi ideologi, hingga hilangnya adab menjadi virus di jagat maya. Maka santri harus menampilkan wajah Islam yang ramah, kritis, dan solutif. Dengan perangkat digital di tangan, mereka bisa menjadi da’i, content creator, penulis, peneliti, dan inovator.

Dari Lokal ke Global: Gerakan Santri Mendunia

Tidak sedikit santri yang kini kuliah di luar negeri, mengajar Islam di forum-forum internasional, menjadi duta perdamaian, atau menjalankan startup syariah. Mereka menjadi wajah baru Islam Indonesia, termasuk dari Aceh, yang ramah dan cerdas.

Bayangkan jika setiap santri di Aceh memiliki kanal YouTube edukatif, blog keislaman, atau akun TikTok dakwah. Betapa kuatnya jaringan kebaikan yang bisa dibangun. Mereka bisa menyampaikan Islam dalam bahasa global, dengan semangat lokal, dan cita-cita universal.

Menuju Revolusi Santri Digital

Santri era digital tidak bisa lagi berpikir lokal dalam ruang yang sempit. Mereka harus menjadi pemimpin, bukan hanya dalam komunitas kecil, tapi dalam skala dunia. Mereka perlu dibekali literasi digital, bahasa internasional, serta keterampilan komunikasi global.

Tentu ini tidak berarti meninggalkan kitab klasik atau adab tradisional. Justru, kekuatan santri terletak pada kemampuannya menjembatani warisan ulama dengan inovasi zaman.

Waktunya Bangkit

Santri bukan pelengkap dalam sejarah bangsa. Mereka adalah poros peradaban. Kini, dunia menanti gerakan santri yang menyinari, bukan hanya kampung halaman, tapi seluruh penjuru dunia.

Jadilah santri yang tidak hanya pandai menulis huruf Arab gundul, tapi juga mampu menulis sejarah baru di era digital. Dari dayah menuju dunia. Dari gubuk ke global. Dari niat suci mencari ilmu, menjadi cahaya perubahan bagi seluruh umat manusia.

“Jika dunia dikuasai oleh narasi palsu, maka biarlah santri menjadi penulis kebenaran.”