Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Doa dari Aceh untuk Gaza, Damai dan Merdeka

Senin, 18 Agustus 2025 | 22:04 WIB Last Updated 2025-08-18T15:04:50Z



Doa dari Aceh untuk Gaza, Damai dan Merdeka

Oleh: AZHARI 

Aceh dan Gaza dipisahkan oleh ribuan kilometer, lautan, dan benua. Namun hati manusia tidak mengenal batas. Luka yang dirasakan rakyat Palestina, khususnya di Gaza, juga tergores di hati masyarakat Aceh. Ada ikatan sejarah, spiritual, dan kemanusiaan yang membuat Aceh selalu menaruh simpati mendalam pada perjuangan Palestina.

Bagi rakyat Aceh, doa untuk Gaza bukan hanya ungkapan lisan dalam setiap sujud, tetapi juga wujud solidaritas yang lahir dari sejarah panjang perlawanan, penderitaan, dan cinta pada kebebasan.


Aceh dan Gaza: Persaudaraan dalam Luka

Aceh pernah merasakan getirnya penjajahan berabad-abad lamanya. Perlawanan panjang melawan kolonial Belanda, pengorbanan darah, serta luka sejarah membuat Aceh memahami arti dari kata merdeka yang sejati. Gaza hari ini sedang menjalani nasib yang mirip: terjajah, dirampas tanahnya, dan dipaksa hidup di bawah blokade yang menyesakkan.

Karena itu, doa dari Aceh bukan sekadar empati, melainkan cermin persaudaraan. Aceh tahu rasanya diperangi tanpa ampun, Aceh tahu bagaimana sebuah bangsa berusaha bertahan di tengah keterbatasan.


Doa yang Melintasi Batas

Setiap kali berita tentang Gaza tersiar, masjid-masjid di Aceh dipenuhi doa. Anak-anak kecil mengangkat tangan, para ibu menyeka air mata, para ulama memimpin qunut nazilah dengan harap-harap cemas. Doa ini melintasi batas geografis dan politik, menjelma sebagai energi spiritual yang menyatukan Aceh dengan Palestina.

Doa itu bukan hanya untuk keselamatan, tetapi juga untuk kemerdekaan. Karena tanpa kemerdekaan, damai hanyalah fatamorgana. Gaza butuh lebih dari sekadar jeda tembak-menembak; Gaza butuh ruang hidup yang bermartabat.


Damai yang Berkeadilan

Aceh memahami bahwa damai sejati hanya bisa lahir dari keadilan. MoU Helsinki tahun 2005 menjadi bukti nyata bahwa perdamaian dapat tercapai jika ada pengakuan terhadap hak-hak dasar rakyat. Dari pengalaman itu, Aceh belajar bahwa damai bukan berarti menyerah, melainkan menemukan jalan tengah yang bermartabat.

Pesan dari Aceh untuk Gaza jelas: perjuangan harus terus dilakukan, tetapi jalan menuju damai juga harus ditempuh. Damai yang lahir dari keadilan, bukan damai semu yang memelihara luka.


Merdeka: Hak yang Tak Bisa Ditawar

Setiap bangsa berhak merdeka, termasuk Palestina. Resolusi PBB sudah banyak kali menegaskan hal ini, tetapi kekuatan politik global sering kali menutup mata. Doa dari Aceh adalah doa agar dunia terbuka hatinya, agar Palestina bisa merdeka tanpa harus terus-menerus membayar dengan darah anak-anak dan perempuan.

Merdeka bagi Gaza bukan hanya bebas dari blokade, tetapi juga bebas dari rasa takut, bebas dari pengusiran, dan bebas dari penjajahan.


 Doa yang Menjadi Tindakan

Doa dari Aceh untuk Gaza bukan hanya lantunan spiritual, tetapi juga harus menjelma menjadi tindakan solidaritas. Bantuan kemanusiaan, dukungan diplomasi, dan suara moral dari Aceh untuk dunia adalah bagian dari doa itu sendiri.

Gaza mungkin jauh, tetapi luka Gaza adalah luka umat manusia. Semoga doa-doa dari Aceh menjadi cahaya kecil yang ikut menguatkan perjuangan rakyat Palestina. Semoga damai yang berkeadilan segera hadir, dan semoga Gaza—jantung Palestina—akan merasakan indahnya kata merdeka.