Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Kecerdasan Tanpa Kejujuran adalah Bencana Bangsa

Sabtu, 06 September 2025 | 20:05 WIB Last Updated 2025-09-06T13:05:34Z


Negeri ini tidak kekurangan orang pintar. Lulusan perguruan tinggi tumbuh setiap tahun, gelar akademik berserakan, dan para ahli di berbagai bidang mudah ditemukan. Namun, yang semakin langka adalah orang jujur. Di sinilah letak bencana terbesar bangsa: ketika kecerdasan tidak disertai dengan kejujuran.

Sejarah politik dan pemerintahan kita penuh dengan contoh bagaimana kepintaran tanpa integritas melahirkan korupsi, nepotisme, hingga politik transaksional. Orang pintar tahu celah hukum, piawai memainkan kata, bahkan pandai mengemas kebohongan agar tampak seperti kebenaran. Akibatnya, rakyat sering menjadi korban dari permainan licik kaum cerdas yang culas.

Padahal, bangsa besar tidak hanya dibangun oleh otak-otak brilian. Ia berdiri kokoh karena adanya hati-hati yang jujur. Kejujuran adalah fondasi moral yang membuat kecerdasan bermanfaat bagi masyarakat, bukan sekadar alat untuk memperkaya diri. Tanpa kejujuran, kecerdasan justru menjadi senjata yang menusuk bangsa dari dalam.

Pertanyaannya sederhana namun penting: apakah kita akan terus bangga memiliki banyak orang pintar yang culas, atau mulai menempatkan kejujuran sebagai dasar masa depan bangsa?

Pendidikan harus kembali menekankan integritas, bukan sekadar nilai akademik. Politik harus menempatkan moralitas di atas kepentingan sesaat. Dan masyarakat perlu berani menolak pemimpin cerdas tapi tidak jujur, karena mereka hanya akan membawa bangsa ini ke jurang kehancuran.

Bangsa yang jujur mungkin berjalan lebih lambat, tapi ia pasti selamat. Sebaliknya, bangsa yang penuh dengan kecerdasan tanpa kejujuran akan cepat maju di atas kertas, namun akhirnya runtuh karena rapuh di dalam.