Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Doa Ibu di Setiap Langkahnya

Sabtu, 04 Oktober 2025 | 12:04 WIB Last Updated 2025-10-04T05:10:30Z




Setiap manusia yang kini berdiri tegak di atas kakinya, sesungguhnya sedang berpijak di atas doa-doa yang tak pernah berhenti. Ada seseorang yang di setiap sujudnya menyebut nama kita tanpa lelah, bahkan saat kita sendiri lupa menyebut namanya. Ia adalah ibu — sosok yang tak pernah meminta balasan, tak menuntut pujian, hanya menginginkan kebahagiaan anaknya.

Doa seorang ibu adalah bahasa cinta paling murni yang pernah ada di dunia. Ia tidak memerlukan syarat, tidak menunggu waktu yang tepat, dan tidak mengenal kata “lelah”. Di setiap langkah kehidupan anak, ada desir lembut doa ibu yang mengiringi — kadang tak terdengar, tapi terasa. Saat anak berangkat pagi, doa itu mengantar. Saat anak jauh merantau, doa itu menembus jarak. Dan saat anak tersesat dalam hidup, doa itu menjadi cahaya yang menuntun pulang.

Namun sayangnya, tidak semua anak menyadari betapa dahsyatnya kekuatan doa itu. Banyak yang sibuk mengejar dunia, membangun karier, mengejar gelar, hingga lupa bahwa semua yang didapat hari ini berdiri di atas pengorbanan dan doa seorang ibu. Ibu yang dahulu rela menahan lapar agar anaknya bisa makan. Ibu yang terjaga di malam hari saat anaknya sakit, menangis tanpa suara, memohon kepada Tuhan agar nyawa anaknya diselamatkan.

Kita sering merasa sukses karena kerja keras, cerdas, atau kesempatan yang datang. Padahal, di balik setiap keberhasilan, ada tangis seorang ibu di malam hari yang memohon agar jalan hidup anaknya dimudahkan. Kita mungkin tak pernah tahu, berapa kali ibu memohon kepada Tuhan agar kita tetap dalam kebaikan, agar langkah kita dijauhkan dari keburukan, agar hati kita lembut dan bersyukur.

Bagi ibu, anak adalah seluruh dunia. Namun bagi banyak anak, ibu kadang hanya menjadi bagian kecil dari hidup yang sibuk. Kita lupa menelpon, lupa pulang, lupa menanyakan kabar. Padahal waktu berjalan cepat — rambut hitam ibu perlahan memutih, langkahnya makin perlahan, suaranya makin pelan. Dan sering kali, penyesalan datang ketika doa itu berhenti, karena ibu sudah tak lagi di dunia.

Ada saatnya setiap anak harus menunduk dan bertanya kepada diri sendiri: sudahkah aku membalas kasih ibu, meski sedikit saja? Sudahkah aku menjaga hatinya dengan kata yang lembut, dengan perhatian kecil, atau dengan sekadar menemani? Ibu tidak menuntut harta, ia hanya ingin tahu bahwa anaknya bahagia dan tidak melupakannya.

Banyak orang yang kehilangan arah dalam hidup, merasa gagal, hampa, dan tak tahu harus ke mana. Namun sering kali, mereka lupa: pintu keberkahan tidak terletak di tempat kerja, di karier, atau di kekuasaan, melainkan di bawah telapak kaki ibu. Saat kita mendekat, mencium tangannya, memintanya mendoakan, maka dunia yang gelap pun terasa terang. Doa ibu adalah cahaya yang menembus segala kesulitan.

Kisah banyak tokoh besar membuktikan hal itu. Nabi Muhammad ﷺ selalu menyebut dan menghormati ibunya. Ulama besar, pemimpin, bahkan pengusaha sukses sering menyatakan: “Saya bisa sampai di sini karena doa ibu.” Artinya, doa ibu bukan sekadar simbol kasih sayang — ia adalah energi spiritual yang nyata, yang menggerakkan langit untuk berpihak pada anaknya.

Tapi tidak semua anak beruntung masih memiliki kesempatan mendengar suara ibu. Bagi mereka yang sudah kehilangan, doa ibu kini hanya tinggal kenangan. Namun percayalah, selama hidup kita masih berjalan di jalan kebaikan, selama kita masih menyebut namanya dalam doa, maka cinta ibu tetap hidup dalam diri kita. Ia tidak benar-benar pergi; ia menjadi bagian dari setiap langkah, setiap napas, setiap keberhasilan kita.

Oleh karena itu, jangan tunggu waktu untuk berbakti. Saat ibu masih ada, genggamlah tangannya. Ucapkan terima kasih, bukan hanya lewat kata, tapi lewat perbuatan. Tunjukkan bahwa doa-doanya tidak sia-sia: dengan menjadi anak yang baik, rendah hati, dan menghormati setiap nasihatnya. Bila kita sukses tapi melupakan ibu, maka kesuksesan itu hampa. Tapi bila kita sederhana tapi selalu mengingat ibu, maka hidup kita penuh berkah.

Ibu tidak sempurna — ia bisa marah, kecewa, bahkan salah dalam menasihati. Namun di balik semua itu, tidak ada sedikit pun niat untuk menyakiti. Semua dilakukan karena cinta. Maka bersabarlah terhadap kekurangannya, sebagaimana dulu ia bersabar menghadapi segala kekurangan kita saat kecil.

Doa ibu adalah bekal yang tidak akan pernah habis. Ia terus menyertai, bahkan ketika kita tidak menyadarinya. Kadang, ketika hidup terasa berat dan semuanya tampak buntu, entah bagaimana, selalu ada jalan keluar yang datang tiba-tiba — itulah buah dari doa seorang ibu yang tak pernah berhenti memohon.

Maka jangan biarkan kesibukan membuat kita lupa akan sumber keberkahan itu. Kunjungilah ibu, telepon dia, tanyakan kabarnya, dengarkan ceritanya. Tak perlu banyak bicara, cukup hadir. Karena bagi ibu, kehadiran anaknya adalah kebahagiaan yang tak ternilai.

Dan bila suatu hari kita telah menjadi orang tua, barulah kita benar-benar memahami: betapa beratnya perjuangan seorang ibu, betapa dalamnya cinta yang ia berikan, dan betapa berharganya doa yang dulu mungkin kita anggap biasa.


Hidup ini singkat, dan waktu bersama ibu lebih singkat lagi. Sebelum segalanya terlambat, rawatlah hubungan itu dengan kasih dan hormat. Karena di balik setiap langkah kita, di setiap kesuksesan, dan di setiap nafas keberuntungan, ada satu kekuatan besar yang tak terlihat — doa ibu.


Penulis Azhari