Kamu Nak Sukses, Jangan Lupakan Ibu
Dalam perjalanan hidup, setiap langkah menuju kesuksesan sering kali dipenuhi ambisi, perjuangan, dan cita-cita besar. Kita ingin menjadi orang hebat, dihormati, memiliki karier cemerlang, atau mampu mengubah nasib keluarga. Namun, di balik semua itu, ada satu sosok yang sering terlupakan — ibu. Ia adalah alasan pertama kita berdiri, tetapi sering kali menjadi yang terakhir kita ingat saat sudah berada di puncak.
Ibu, Sekolah Pertama Kehidupan
Sebelum kita mengenal guru, ibu adalah guru pertama. Ia mengajarkan arti kesabaran, tanggung jawab, dan kasih tanpa batas. Dari tangannya yang lembut, kita belajar berjalan, berbicara, dan memahami arti kasih sayang. Namun ironisnya, seiring waktu dan kesibukan, kita lebih banyak menunduk pada layar ponsel daripada menatap wajah yang dulu selalu tersenyum saat meninabobokan kita.
Kesuksesan tanpa restu dan doa ibu, ibarat kapal tanpa arah. Doa ibu adalah energi yang tak terlihat, tapi sangat nyata menguatkan setiap langkah. Banyak orang besar di dunia ini yang mengakui, keberhasilan mereka bukan karena kepintaran semata, melainkan karena doa seorang ibu yang tak pernah putus setiap malam.
Saat Dunia Sibuk, Ibu Tetap Menunggu
Kita sering mengira waktu akan selalu panjang, bahwa ibu akan selalu ada di rumah, menunggu. Padahal waktu berjalan cepat, rambut hitamnya mulai memutih, dan langkahnya mulai gontai. Namun, dalam diam, ia tetap menyimpan doa: agar anaknya bahagia, sukses, dan tidak lupa diri.
Berapa banyak dari kita yang baru sadar akan pengorbanan ibu ketika ia telah tiada? Saat itu, semua kesuksesan dan gelar terasa hampa. Rumah megah tak bisa menggantikan pelukan ibu, dan jabatan tinggi tak bisa menggantikan doa lembutnya di sepertiga malam.
Jangan Hanya Pulang Saat Butuh
Ibu bukan tempat pelarian sementara ketika dunia menolak kita. Ia bukan sekadar tempat meminta bantuan saat kita jatuh. Ia adalah rumah sejati—tempat segala cinta berawal tanpa syarat. Maka, jangan hanya pulang ketika butuh, tapi pulanglah karena rindu. Duduklah di sampingnya, dengarkan ceritanya, dan biarkan ia merasa dibutuhkan, meski kita sudah dewasa dan berkeluarga.
Sukses yang Sejati
Kesuksesan bukan diukur dari seberapa banyak harta yang dikumpulkan, tetapi seberapa dalam kita menghargai orang yang membesarkan kita. Sukses yang sejati adalah ketika kita membuat ibu tersenyum dan merasa bangga.
Ingatlah, restu ibu adalah restu langit. Dan bila doa ibu mengiringi langkahmu, percayalah, dunia akan tunduk memberi jalan.
Maka Jika hari ini kamu masih bisa memeluk ibumu, lakukanlah. Jangan tunggu nanti. Karena tak ada waktu yang lebih indah dari sekarang untuk berterima kasih padanya.
Sukseslah, tapi jangan lupa — ibu adalah alasan kenapa kamu bisa berdiri seteguh hari ini.
Penulis Azhari