Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Pesan Ayah untukmu, Ananda Tercinta, untuk Tahun Depan

Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:21 WIB Last Updated 2025-10-15T11:21:35Z




Oleh: AZHARI 

Anakku,
Waktu berjalan begitu cepat. Tahun ini hampir pergi, meninggalkan jejak langkah dan kenangan yang tidak akan kembali. Di wajahmu, Ayah melihat masa depan; di langkahmu, Ayah mendengar gema harapan. Karena itu, sebelum tahun ini berakhir, izinkan Ayah menitipkan pesan sederhana untukmu — bukan sekadar nasihat, tapi cermin dari pengalaman dan cinta seorang ayah yang ingin kau tumbuh menjadi manusia yang baik.


1. Waktu Tidak Akan Menunggumu

Anakku, jangan pernah menunggu waktu yang tepat untuk memulai sesuatu. Waktu tidak pernah berhenti, dan kesempatan tidak selalu datang dua kali. Apa pun yang ingin kau capai, mulailah hari ini, meski dengan langkah kecil.

Ayah dulu juga pernah muda. Dulu, Ayah berpikir hidup ini panjang dan semua hal bisa ditunda. Tapi ternyata, waktu berjalan lebih cepat daripada bayangan kita. Orang-orang datang dan pergi, mimpi berubah bentuk, dan kesempatan kadang hilang tanpa pamit.

Tahun depan, jangan menunda hal baik. Belajarlah sungguh-sungguh, berkaryalah dengan hati, dan gunakan waktu seperti orang yang sadar bahwa hidup ini terbatas.


2. Jadilah Rendah Hati di Tengah Keberhasilan

Ayah tidak ingin melihatmu menjadi orang yang tinggi hati hanya karena berhasil. Dunia ini berputar, Nak. Hari ini kamu bisa di atas, besok bisa di bawah. Karena itu, tetaplah rendah hati kepada siapa pun, termasuk kepada mereka yang tidak punya apa-apa.

Ingatlah, di balik setiap keberhasilanmu ada doa orang tua, ada guru yang sabar mengajarkan, ada teman yang menolong, dan ada Tuhan yang memberi jalan. Jangan pernah berpikir semua itu hasil kerja kerasmu sendiri.

Kerendahan hati adalah pakaian terbaik yang bisa kamu kenakan sepanjang hidupmu.


3. Jangan Takut Gagal, Takutlah Tidak Mencoba

Ayah tahu, dunia hari ini penuh persaingan dan tekanan. Tapi Ayah ingin kamu tahu satu hal: kegagalan bukan akhir dari segalanya. Ia hanyalah bagian dari proses menuju kedewasaan.

Banyak orang hebat di dunia ini yang lahir dari kegagalan. Mereka belajar, bangkit, dan melangkah lagi. Kegagalan membuat manusia lebih manusiawi. Ia mengajarkan sabar, ikhlas, dan kuat.

Jadi, jika nanti kamu jatuh, jangan malu. Bangkitlah. Tuhan tidak menilai seberapa sering kamu jatuh, tapi seberapa berani kamu bangkit kembali.


4. Jagalah Shalat dan Akhlakmu

Anakku, dunia boleh modern, tapi iman jangan pernah usang. Ilmu boleh tinggi, tapi akhlak harus lebih tinggi. Orang boleh bangga dengan pangkat, tapi Allah hanya melihat ketulusan.

Ayah ingin kamu mengerti, shalat bukan sekadar kewajiban, tapi penenang hati. Di saat dunia terasa berat, shalatlah. Di saat kamu bingung, mintalah petunjuk dalam sujudmu. Dan di saat kamu berhasil, sujudlah lebih lama sebagai tanda syukur.

Jangan biarkan kesibukan menggeser keimananmu. Karena di akhir hidup nanti, bukan gelar atau harta yang menolong, tapi doa dan amal baikmu.


5. Sayangi Ibumu dan Hargai Setiap Doanya

Nak, jika suatu hari kamu merasa lelah, lihatlah wajah ibumu. Dari situ kamu akan tahu arti pengorbanan tanpa pamrih. Ibumu tidak pernah meminta balasan, hanya ingin melihatmu bahagia.

Jangan lupa, doa seorang ibu adalah jembatan emas yang membuat langkahmu ringan dan jalanmu lapang. Saat semua orang berpaling, hanya doa ibumu yang tetap menemanimu diam-diam.

Ayah berharap, apa pun yang kamu lakukan, jangan pernah membuatnya menangis. Karena air mata seorang ibu bisa menjadi doa atau bisa menjadi luka — tergantung bagaimana kamu memperlakukannya.


6. Bersyukurlah, Meski Sedikit yang Kamu Punya

Kamu tidak harus memiliki segalanya untuk bahagia. Kadang, kebahagiaan justru lahir dari hati yang tahu bersyukur. Banyak orang di luar sana yang tampak bahagia, tapi hatinya kosong. Mereka mengejar dunia tanpa pernah puas.

Ayah ingin kamu belajar menikmati yang kecil: secangkir kopi di pagi hari, angin sore yang lembut, tawa bersama sahabat, doa sebelum tidur. Hal-hal sederhana itu sering terlupakan, padahal di situlah Tuhan menitipkan kedamaian.


7. Pilih Lingkungan dan Teman dengan Bijak

Teman yang baik adalah cermin yang membuatmu lebih baik. Tapi teman yang salah bisa menjadi racun yang mematikan perlahan.

Di era digital ini, pergaulan tidak hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Karena itu, berhati-hatilah memilih siapa yang kamu ikuti, siapa yang kamu dengarkan, dan apa yang kamu percayai.

Jangan biarkan pengaruh buruk mengubah hatimu yang lembut. Tetaplah menjadi dirimu sendiri: jujur, sopan, dan hormat kepada orang lain.


8. Gunakan Teknologi untuk Kebaikan

Kamu lahir di zaman yang serba cepat. Dunia digital bisa jadi sahabat, tapi juga bisa jadi jebakan. Gunakan teknologi untuk menebar manfaat, bukan untuk menyebar keburukan.

Jangan buang waktumu untuk hal yang sia-sia di media sosial. Jadikan gadget sebagai alat, bukan tuan. Belajarlah, berdiskusilah, dan berkaryalah dengan teknologi. Karena dunia masa depan milik mereka yang cerdas menggunakannya.


9. Jangan Lupa Berdoa untuk Negeri dan Tanah Kelahiranmu

Nak, negeri ini sedang banyak tantangan. Jangan hanya jadi penonton. Jadilah generasi yang peduli, yang membangun, bukan yang mencaci.

Doakan Aceh, doakan Indonesia. Jadilah anak muda yang cinta tanah air, yang jujur dan bekerja keras. Karena masa depan bangsa ini ada di pundak generasimu.

Ayah ingin kamu menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Bekerjalah dengan hati, bukan dengan amarah.


10. Jadilah Orang Baik, di Mana pun Kamu Berada

Anakku, pada akhirnya, semua pesan ini bermuara pada satu hal: jadilah orang baik.
Bukan orang yang paling pintar, bukan yang paling kaya, tapi yang paling bermanfaat.

Orang baik mungkin tidak selalu dihargai, kadang malah disalahpahami. Tapi percayalah, Tuhan selalu mencatat setiap kebaikan, sekecil apa pun itu.

Jika kamu menolong orang, jangan harap balasan. Jika kamu disakiti, maafkan. Jika kamu dihina, diamlah. Karena kebaikan sejati tidak butuh panggung, cukup butuh hati yang tulus.


Tahun Berganti, Nilai Hidup Jangan Berganti

Anakku, tahun depan mungkin penuh kejutan. Ada yang kamu harapkan tapi tak terjadi, ada pula yang tak kamu duga tapi datang membawa hikmah. Jalani semuanya dengan sabar.

Ayah tidak bisa selalu bersamamu, tapi doa Ayah akan selalu menyertaimu di setiap langkah. Jadikan tahun depan sebagai ruang baru untuk belajar, memperbaiki diri, dan mendekat kepada Tuhan.

Ingatlah, hidup ini bukan tentang siapa yang paling cepat sampai, tapi siapa yang paling kuat bertahan dengan cara yang baik.

Maka, berjalanlah, Nak, dengan langkah yakin dan hati yang bersih.
Biarlah dunia berubah, asalkan kamu tidak berubah menjadi sombong, kasar, atau kehilangan arah.

Karena sebaik-baik warisan yang Ayah ingin tinggalkan bukan harta, tapi nilai hidup: iman, akhlak, dan kasih sayang.

Selamat menyambut tahun baru, Anakku tercinta.
Semoga Tuhan selalu menjagamu — di jalan ilmu, di jalan kebaikan, dan di jalan yang membawa cahaya.