Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Kuliah Bukan di Mana Kampusnya, Tapi Seberapa Mau Kita Belajar

Rabu, 05 November 2025 | 23:50 WIB Last Updated 2025-11-05T16:50:58Z




Di tengah gemerlap dunia pendidikan tinggi saat ini, banyak orang masih menilai kualitas mahasiswa dari nama besar kampusnya. Ada kebanggaan tersendiri ketika seseorang diterima di universitas ternama, seakan masa depan sudah terjamin hanya karena gedung kampusnya megah dan fasilitasnya serba lengkap. Padahal, sejarah telah membuktikan bahwa kecerdasan, kreativitas, dan keberhasilan seseorang tidak ditentukan oleh seberapa mewah kampusnya, melainkan seberapa kuat tekad dan kemauan belajarnya.

Banyak mahasiswa yang kuliah di kampus sederhana, dengan ruang kelas yang panas, kursi kayu yang mulai lapuk, dan perpustakaan yang tak terlalu luas. Namun dari tempat-tempat seperti itulah sering lahir orang-orang hebat — mereka yang tahan banting, tidak manja oleh fasilitas, dan benar-benar mencintai ilmu. Sebab mereka belajar bukan demi gengsi, tetapi demi perubahan hidup.

Sementara itu, ada pula mahasiswa yang kuliah di kampus terkenal, namun kehilangan semangat belajar. Fasilitas yang serba ada justru membuatnya terlena. Buku-buku tebal tak tersentuh, dosen-dosen hebat tidak dimanfaatkan, bahkan waktu kuliah dihabiskan untuk berswafoto atau sekadar mengejar status sosial. Akhirnya, setelah lulus, mereka sadar bahwa nama besar kampus tidak menjamin kualitas diri bila tidak diiringi usaha dan kedisiplinan.

Sesungguhnya, kampus terbaik adalah hati dan niat kita sendiri. Ketika hati kita mencintai ilmu, maka setiap tempat bisa menjadi ruang belajar: di bawah pohon, di warung kopi, bahkan di tengah kesulitan hidup. Sebaliknya, bila niat hanya untuk mengejar gelar, maka sekalipun kuliah di kampus paling bergengsi, hasilnya hanyalah kebanggaan semu tanpa makna.

Belajar sejati bukan soal tempat, tetapi proses. Orang yang mau belajar akan mencari ilmu di mana pun, dari siapa pun, dan kapan pun. Ia tidak menunggu fasilitas, tidak menuntut kenyamanan, karena yang ia kejar bukan kemewahan, melainkan kebermanfaatan.

Pendidikan sejatinya adalah perjuangan membentuk karakter. Ia melatih kita untuk sabar, tekun, dan rendah hati di hadapan ilmu. Karena pada akhirnya, masyarakat tidak menilai dari universitas mana kita berasal, tetapi seberapa besar manfaat yang kita berikan kepada sesama.

Maka, jangan minder jika kita kuliah di kampus yang sederhana. Jangan pula sombong hanya karena kuliah di kampus megah. Sebab kecerdasan dan keberhasilan tidak tumbuh dari gedung bertingkat, melainkan dari tekad dan kejujuran dalam menuntut ilmu.

Yang membedakan seseorang bukan nama kampusnya, tetapi cara ia menghargai ilmunya.