Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

RELA BERKORBAN

Jumat, 28 Januari 2022 | 23:42 WIB Last Updated 2022-01-28T16:43:22Z

Tidak perlu kita ragukan lagi bahwa “rela berkorban” senantiasa erat dengan sebutan pahlawan. Perjuangan! mereka tanpa pamrih. Pahlawan tidak pernah berhitung mendapatkan apa ketika kemerdekaan ini telah diraih. Para pahlawan rela mengorbankan segalanya termasuk kepentingan keluarganya hanya demi satu kata yaitu “merdeka”. Sementara kita tidak lagi berjibaku dengan perebutan kemerdekaan namun di sisi lain justru sibuk dengan perebutan kekuasaan. Bagaimana menempatkan makna kata “rela berkorban” diera kekinian?

Dengan menjadikan peringatan Hari Pahlawan sebagai momentum strategis untuk merefleksikan diri kita ditempat tugas masing-masing adalah suatu tindakan positif.Sudahkah kita secara utuh telah memberikan pengorbanan yang sepadan dengan jabatan tugas kita? Atau justru kita sedang merancang sebuah jalan berputar untuk mengorbankan orang lain?

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita, fenomena demikian terjadi pada hampir semua segmen kepemimpinan selalu menyisakan dendam politik yang tidak pernah berujung pangkal. Ketika jiwa “rela berkorban” tidak dimiliki oleh masyarakat Indonesia maka hal-hal kecil yang seharusnya selesai pada tataran dapat “ditoleransi” menjadi carut marut yang muaranya pada kegagalan dalam mengisi pembangunan untuk mensejahterakan rakyat. Pengorbanan dewasa ini selalu berarti transaksional, sehingga selalu mengalami kesulitan dalam berpikir “keindonesiaan”.menjadi carut marut yang muaranya pada kegagalan dalam mengisi pembangunan untuk mensejahterakan rakyat. 

Pengorbanan dewasa ini selalu berarti transaksional, sehingga selalu mengalami kesulitan dalam berpikir “keindonesiaan”. Generasi mudanya lebih mudah menuntut haknya daripada memberikan pemenuhan kewajibannya sehingga mudah ditunggangi oleh kepentingan-kepentingan sesaat yang tidak bertanggung jawab. Maka retorika lama menjadi menarik untuk kita dengungkan, “jangan tanya apa yang bisa diberikan oleh negara untukmu, namun tanyakan apa yang dapat kamu berikan kepada negara”.