Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Tersiksa Istri Karena Suami: Derita, Penyebab, dan Solusi

Kamis, 06 Maret 2025 | 03:24 WIB Last Updated 2025-03-05T20:24:05Z


Menjadi istri yang tersiksa karena suami adalah kenyataan pahit yang dialami banyak perempuan di berbagai tempat. Bentuk penderitaan ini bisa bersifat fisik, emosional, psikologis, hingga ekonomi. Berikut adalah beberapa penyebab utama dan cara menghadapinya.


1. Bentuk Penderitaan Istri Karena Suami

a. Kekerasan Fisik dan Verbal

  • Dipukul, ditendang, atau disakiti secara fisik.
  • Dihina, dimaki, atau direndahkan dengan kata-kata kasar.
  • Dilarang berkomunikasi dengan keluarga atau teman.

b. Kekerasan Emosional dan Mental

  • Suami bersikap dingin, tidak peduli, atau selalu menyalahkan istri.
  • Gaslighting (memutarbalikkan fakta agar istri merasa bersalah atau gila).
  • Ancaman perceraian atau ditinggalkan tanpa alasan jelas.

c. Ketidakadilan Ekonomi

  • Suami tidak memberi nafkah, meskipun mampu.
  • Mengontrol keuangan sepenuhnya tanpa memberi istri kebebasan.
  • Memaksa istri bekerja tanpa menghargai kontribusinya.

d. Perselingkuhan dan Pengkhianatan

  • Suami selingkuh atau menikah lagi tanpa izin istri.
  • Suami menduakan istri dan membanding-bandingkan dengan perempuan lain.

e. Tidak Bertanggung Jawab

  • Malas bekerja, berjudi, atau kecanduan alkohol/narkoba.
  • Tidak peduli pada anak dan keluarga.

2. Penyebab Suami Menyiksa Istri

  • Lingkungan dan Pola Asuh: Suami yang tumbuh dalam lingkungan kasar cenderung meniru pola perilaku yang sama.
  • Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan: Tidak memahami bagaimana membangun hubungan rumah tangga yang sehat.
  • Masalah Psikologis: Suami mungkin memiliki gangguan emosi atau kepribadian yang membuatnya bertindak kasar.
  • Faktor Budaya: Di beberapa tempat, istri masih dianggap lebih rendah dari suami, sehingga mereka merasa berhak mendominasi.

3. Cara Mengatasi dan Menghindari Penderitaan Ini

a. Komunikasi dan Batasan yang Jelas

  • Cobalah berbicara dengan suami secara baik-baik tentang perasaan dan harapan.
  • Jika suami tidak berubah, buat batasan yang tegas agar tidak terus tersakiti.

b. Mencari Dukungan

  • Ceritakan masalah kepada keluarga atau sahabat yang bisa dipercaya.
  • Bergabung dengan komunitas atau kelompok dukungan bagi perempuan korban kekerasan.

c. Meningkatkan Kemandirian

  • Jika memungkinkan, bangun kemandirian ekonomi agar tidak sepenuhnya bergantung pada suami.
  • Pelajari keterampilan baru untuk membuka peluang kerja atau usaha.

d. Mencari Bantuan Profesional

  • Jika mengalami kekerasan fisik atau psikologis, konsultasikan dengan psikolog atau konselor rumah tangga.
  • Jika suami memiliki masalah kecanduan atau gangguan mental, ajak untuk menjalani terapi.

e. Jika Sudah Parah, Jangan Ragu untuk Pergi

  • Jika suami sudah terlalu kasar, berbahaya, atau tidak ada harapan perubahan, pisah atau cerai bisa menjadi jalan terbaik.
  • Laporkan ke pihak berwenang jika mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

4. Kesimpulan

Seorang istri yang tersiksa karena suami tidak boleh terus-menerus bertahan dalam penderitaan tanpa solusi. Setiap perempuan berhak mendapatkan perlakuan yang baik dalam rumah tangga. Jika sudah berusaha tetapi suami tidak berubah, mencari jalan keluar adalah hal yang wajar demi kesehatan fisik dan mental.