Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Menjemput Impian dalam Kehidupan, Antara Mimpi dan Cita-cita

Selasa, 27 Mei 2025 | 16:54 WIB Last Updated 2025-05-27T10:55:42Z



Setiap manusia yang lahir ke dunia tak lepas dari harapan, impian, dan cita-cita. Sejak kecil, kita terbiasa ditanya tentang apa yang ingin kita raih saat dewasa nanti. Ada yang ingin menjadi dokter, guru, tentara, atau bahkan presiden. Namun, dalam perjalanan hidup, tidak semua yang kita sebutkan saat kecil itu bertahan sampai kita dewasa. Dunia, waktu, dan keadaan seringkali mengubah arah langkah kita. Lalu, di mana letak mimpi, cita-cita, dan kenyataan hidup itu bertemu?

Antara Mimpi dan Cita-cita

Banyak orang menganggap mimpi dan cita-cita adalah hal yang sama. Padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Mimpi adalah gambaran keinginan yang lahir dari imajinasi, bisa saja tanpa batas, tanpa aturan, dan tak mengenal logika. Sedangkan cita-cita adalah impian yang diberi arah, tujuan, serta diupayakan dengan kerja keras dan perencanaan nyata.

Seseorang boleh bermimpi terbang ke bulan, tapi menjadikannya cita-cita berarti ia harus belajar sains, mengejar pendidikan tinggi, dan bergabung dengan badan antariksa. Tanpa upaya itu, mimpi hanya akan tetap menjadi bayang-bayang di kepala.

Mengapa Impian Itu Penting?

Impian memberi makna bagi hidup. Ia menjadi bahan bakar yang membuat seseorang bertahan dalam keletihan dan kesulitan. Saat seseorang memiliki mimpi, ia punya alasan untuk terus melangkah. Impian ibarat cahaya kecil di ujung jalan yang gelap. Meski jalannya berliku dan sering membuat lelah, selama cahaya itu masih terlihat, orang akan tetap berjalan.

Sayangnya, banyak orang dewasa yang kehilangan mimpinya seiring usia. Mereka terlalu sibuk mengejar rutinitas, terpaku pada realita, hingga lupa bagaimana rasanya memiliki impian. Padahal, hidup tanpa impian ibarat kapal tanpa arah.

Mewujudkan Cita-cita, Perlu Disertai Kesadaran

Cita-cita berbeda dari mimpi karena ia harus ditempuh dengan langkah-langkah nyata. Ada proses belajar, jatuh, bangkit, gagal, dan mencoba kembali. Tidak ada kesuksesan tanpa usaha. Dan di titik inilah banyak orang menyerah. Tidak sedikit yang meninggalkan cita-cita karena merasa tidak mampu, kalah oleh waktu, atau kehilangan semangat.

Di sinilah pentingnya memiliki mental tangguh, sebab jalan menuju cita-cita sering kali tidak mulus. Dunia tidak selalu berpihak, kadang seolah menyuruh kita berhenti. Tapi orang yang besar adalah mereka yang terus berjalan walau pelan, tetap berdiri walau berkali-kali jatuh.

Antara Impian, Cita-cita, dan Realita

Tidak semua impian dan cita-cita bisa terwujud. Dan itu bukan akhir dunia. Kadang, jalan hidup membawa kita ke tempat yang tak pernah kita rencanakan, tapi justru di sanalah kita menemukan makna baru. Jangan pernah merasa kalah hanya karena cita-cita yang dulu kita kejar tak tercapai. Karena bisa jadi, kehidupan memberi kita peran lain yang lebih baik, lebih bermakna, dan lebih sesuai.

Yang penting adalah, tetaplah bermimpi. Tetaplah bercita-cita. Sebab orang yang berhenti bermimpi adalah orang yang berhenti hidup. Kita boleh menyesuaikan langkah dengan keadaan, boleh mengganti arah, tapi jangan pernah memadamkan cahaya impian dalam hati.

Hari ini, mungkin impianmu masih jauh. Cita-citamu masih samar. Tapi ingatlah, setiap orang besar di dunia ini pun pernah bermula dari mimpi. Muhammad Al-Fatih, yang menaklukkan Konstantinopel, lahir dari impian yang terus diupayakan. Ir. Soekarno, memerdekakan bangsa ini karena cita-cita dan keyakinan. Maka jangan remehkan sebuah mimpi.

Menjemput impian adalah tentang keberanian memulai, kesabaran menghadapi, dan keikhlasan menerima hasilnya. Antara mimpi dan cita-cita, di situlah letak keindahan hidup ini.


Kalau kamu mau, saya bisa buat versi lebih panjang atau versi khusus untuk dimuat di media lokal/online. Mau sekalian?