Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Semua Orang Punya Waktu, Tapi Tidak Semua Meluangkan Waktu untuk Orang Tua

Minggu, 20 Juli 2025 | 09:56 WIB Last Updated 2025-07-20T04:04:39Z

Semua Orang Punya Waktu, Tapi Tidak Semua Meluangkan Waktu untuk Orang Tua



Oleh: Azhari 

“Kita semua punya waktu yang sama: 24 jam sehari. Tapi yang membedakan adalah kepada siapa dan untuk apa kita memberikannya.”

Dalam kesibukan hidup modern, waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga. Kita berkejaran dengan pekerjaan, target, kuliah, bisnis, atau bahkan aktivitas media sosial. Kita merasa sibuk, merasa tak punya cukup waktu untuk banyak hal, hingga tanpa sadar kita meninggalkan satu hal paling berharga yang tak akan pernah terulang: waktu bersama orang tua.

Hari ini, kita sering membanggakan produktivitas, pencapaian, dan agenda padat seolah itu adalah tanda kesuksesan. Namun, di balik semua itu, apakah kita masih punya waktu untuk sekadar mendengar suara orang tua? Menjawab pesan sederhana dari ibu? Atau duduk minum kopi sambil mendengar cerita masa muda dari ayah?

Padahal faktanya sederhana: semua orang punya waktu. Tapi tidak semua orang meluangkan waktu untuk orang tuanya.


Orang Tua Tidak Butuh Banyak, Mereka Butuh Kehadiranmu

Banyak anak muda hari ini mengira bahwa berbakti kepada orang tua berarti memberinya uang, membelikan rumah, membayar asuransi kesehatan, atau menghadiahkan haji dan umrah. Itu semua baik, sangat mulia. Tapi di balik semua pemberian materi itu, ada satu hal yang lebih mereka butuhkan: waktu dan kehadiran anak-anaknya.

Orang tua, di masa senjanya, tidak mengejar harta. Mereka tidak butuh gadget terbaru atau liburan mewah. Yang mereka cari hanyalah perhatian dan kasih sayang anak-anaknya. Mereka ingin didengar. Mereka ingin ditemani. Mereka ingin merasa masih berarti.

Kadang, satu pelukan hangat jauh lebih mengobati rindu daripada uang segepok. Satu jam mendengarkan cerita lama jauh lebih bermakna dibanding hadiah mahal yang dikirimkan lewat jasa kurir.


“Saya Sibuk” adalah Alasan yang Menyakitkan

Salah satu kalimat yang paling sering kita ucapkan ketika orang tua menghubungi adalah, “Maaf, saya sedang sibuk.” Mungkin kita tidak sadar, kalimat itu bisa menyakitkan hati mereka. Kita membayangkan bahwa mereka akan mengerti, akan memaklumi kesibukan kita. Tapi pernahkah kita membalik keadaan?

Ketika kita kecil, menangis tengah malam, demam, atau sekadar takut tidur sendiri — apakah mereka pernah bilang “aku sibuk”?

Tidak. Mereka bangun, menggendong, menenangkan, bahkan mengorbankan waktu tidurnya. Sekarang, ketika mereka butuh kita, mengapa kita justru merasa "terlalu sibuk"?

Kesibukan kita hanyalah pembenaran. Karena faktanya, kita masih punya waktu untuk scrolling media sosial, nonton serial, main game, nongkrong dengan teman, atau meeting online. Kita punya waktu untuk semua hal, kecuali untuk orang tua.


Sampai Kapan Kamu Akan Menunda Pulang?

“Besok aku pulang,” katanya.

“Setelah ini selesai,” ucapnya.

“Kalau sudah longgar nanti aku jenguk ayah dan ibu.”

Kalimat-kalimat itu sering kita ucapkan. Namun minggu menjadi bulan, bulan menjadi tahun. Tahu-tahu, kita hanya bisa menatap nisan dan menyesal karena belum sempat pulang.

Waktu adalah misteri. Tidak ada jaminan kita atau mereka akan hidup lebih lama. Tidak ada alarm yang akan memberi tahu kita: “ini adalah kesempatan terakhirmu untuk menatap mata ibu.”

Di hari pemakaman, ketika semua sudah terlambat, barulah kita sadar bahwa semua janji akan pulang tinggal angan. Kita baru sadar, karier dan pencapaian kita tak bisa memeluk jasad dingin orang tua. Tangisan di makam takkan bisa menggantikan waktu yang hilang.


Luangkan, Bukan Sisakan

Sering orang berkata, “Kalau ada waktu nanti, saya akan…” Tapi waktu itu bukan sesuatu yang datang sendiri. Waktu itu harus diluangkan, bukan disisakan.

Luangkan waktu untuk menelpon ibu, walau hanya lima menit.

Luangkan waktu untuk mengirim pesan, menanyakan kabar, mendoakan, dan mendengarkan cerita ayah, walau hanya sebentar.

Luangkan waktu untuk pulang, walau sehari saja. Duduk di beranda, menikmati kopi bersama ayah, atau membantu ibu di dapur sambil bercanda.

Waktu adalah bentuk cinta yang nyata. Karena hanya kepada yang kita cinta, kita rela memberikan waktu kita.


Berbaktilah Selagi Bisa

Berbakti itu bukan dimulai saat kita sukses, bukan ditunggu nanti ketika punya gaji besar. Berbakti adalah tentang hari ini, tentang niat dan tindakan yang sederhana: menghubungi, mengunjungi, menyayangi, menghargai, dan melayani.

Jangan tunggu ibu sakit dulu baru ingin pulang.

Jangan tunggu ayah koma baru ingin berdoa.

Jangan tunggu orang tua meninggal baru kita ingin berziarah setiap Jumat dan menangis tanpa suara.

Waktu tak bisa diputar ulang. Tapi kita bisa memilih hari ini untuk tidak lagi menunda.


Mereka yang Tak Lagi Punya Waktu

Ada jutaan anak di dunia yang setiap hari merindukan orang tuanya — bukan karena mereka sibuk, tapi karena orang tuanya sudah tiada. Mereka menyesal karena dulu terlalu sibuk untuk meluangkan waktu. Mereka menyesal karena terlalu pelit dalam menyapa, terlalu gengsi untuk memeluk, dan terlalu lama menunda pulang.

Apakah kita ingin menjadi bagian dari mereka nanti?

Jika tidak, maka gunakan hari ini untuk menebus semuanya. Tulis pesan. Ambil ponsel dan telepon. Pulang. Tatap wajah mereka, genggam tangan mereka, dan katakan: “Maaf jika selama ini aku terlalu sibuk untuk orang yang paling berjasa dalam hidupku.”


Penutup: Waktu Adalah Ujian, dan Orang Tua Adalah Amanah

Allah memberi kita waktu yang sama, 24 jam dalam sehari. Tapi hanya hati yang penuh cinta yang tahu bagaimana membaginya dengan bijak. Orang tua kita tidak akan selamanya ada. Waktu mereka bisa habis kapan saja. Maka jangan tunggu kehilangan untuk sadar bahwa mereka adalah anugerah paling besar yang kita miliki.

Semua orang punya waktu, tapi tidak semua orang punya kesadaran untuk meluangkan waktu untuk orang tua. Jangan jadi orang yang menyadarinya ketika semuanya sudah terlambat.

Hari ini, saat ini — peluk orang tuamu jika masih bisa. Telepon mereka jika kau jauh. Doakan mereka jika telah tiada. Dan jadikan setiap detik bersama mereka sebagai amal terbaik yang tak akan pernah kau sesali.