Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Ketika Kritik Publik Dianggap Ancaman: Tantangan Tata Kelola Pemerintahan yang Dewasa

Minggu, 23 November 2025 | 18:43 WIB Last Updated 2025-11-23T11:44:09Z



Dalam negara demokrasi, kritik publik merupakan komponen penting dalam menjaga kualitas tata kelola pemerintahan. Kritik berfungsi sebagai instrumen pengawasan sosial yang memberikan masukan, koreksi, dan peringatan dini terhadap potensi penyimpangan kewenangan. Namun dalam beberapa kasus, kritik justru diperlakukan sebagai ancaman. Fenomena ini menunjukkan adanya kekeliruan perspektif sebagian pejabat publik dalam memahami hubungan antara kekuasaan dengan rakyat.

Sikap defensif terhadap kritik sering kali mencerminkan lemahnya kultur transparansi dan akuntabilitas. Alih-alih menjawab substansi permasalahan, sebagian pemangku jabatan lebih memilih melakukan tindakan reaktif—mulai dari klarifikasi yang emosional, pernyataan bernada menyerang, hingga tindakan intimidatif yang tidak sejalan dengan prinsip keterbukaan.


Kritik adalah Bagian dari Partisipasi Publik

Dalam konteks pemerintahan modern, kritik merupakan ekspresi partisipasi warga negara. Ketika masyarakat menyampaikan keluhan terkait pelayanan publik, proyek pembangunan, atau kebijakan tertentu, hal itu bukanlah bentuk perlawanan terhadap pemerintah. Sebaliknya, kritik harus dipahami sebagai evaluasi konstruktif yang justru memperkuat legitimasi pemerintah itu sendiri.

Sikap menganggap kritik sebagai ancaman hanya akan menunjukkan bahwa pejabat tersebut tidak siap menghadapi dinamika transparansi yang dituntut masyarakat. Di era digital, publik tidak lagi pasif. Mereka terhubung, memiliki akses informasi, dan menuntut pembenahan yang nyata.


Respons Berlebihan Memperlemah Kredibilitas

Pejabat publik yang merespons kritik dengan cara-cara represif sesungguhnya sedang memperlemah citra dirinya sendiri. Kredibilitas seorang pemimpin tidak diukur dari seberapa keras ia membantah kritik, melainkan dari seberapa matang ia mengelola perbedaan pendapat.

Tindakan reaktif yang berlebihan juga berpotensi menciptakan persepsi negatif bahwa pemerintah tidak siap dikritik atau bahkan sedang menutupi kekurangan. Fenomena ini dapat memicu ketidakpercayaan publik dan memperburuk hubungan pemerintah–masyarakat.

Sikap profesional dalam menghadapi kritik dapat ditunjukkan melalui:

  1. Penjelasan berbasis data, bukan emosional.
  2. Koreksi kebijakan jika memang ditemukan kekurangan.
  3. Dialog terbuka yang memberi ruang bagi publik untuk menyampaikan concern secara sehat.

Kritik sebagai Mekanisme Kontrol dan Peringatan Dini

Dalam praktik pemerintahan yang efektif, kritik dipandang sebagai mekanisme kontrol. Kritik yang disampaikan publik dapat menjadi indikator adanya masalah di tingkat implementasi kebijakan, kinerja birokrasi, atau bahkan integritas pelayanan publik.

Pejabat publik yang menolak kritik sesungguhnya menutup peluang untuk memperbaiki diri. Sebaliknya, pemimpin yang bersikap terbuka terhadap kritik menunjukkan kematangan politik, kebijaksanaan, dan keberpihakan kepada masyarakat.

Di sisi lain, upaya membungkam kritik justru akan menimbulkan persepsi bahwa ada sesuatu yang ingin disembunyikan. Hal ini dapat memperlemah legitimasi pemerintahan di mata publik.


Kematangan Politik: Menempatkan Kritik pada Posisi yang Tepat

Pemerintahan yang demokratis tidak akan berjalan efektif tanpa kritik. Oleh karena itu, pejabat publik perlu memiliki ketahanan moral dan mental dalam menghadapi opini, pendapat, dan pertanyaan masyarakat. Kedewasaan politik tercermin dari kemampuan menerima kritik dengan kepala dingin dan menjadikannya bahan evaluasi.

Kritik bukan bentuk permusuhan. Kritik bukan serangan pribadi. Kritik adalah bagian dari dialog sosial antara pemerintah dan rakyat. Dalam banyak kasus, kritik bahkan lahir dari kepedulian masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik.

Sebaliknya, respons yang intimidatif atau mengancam terhadap kritik adalah sinyal bahwa tata kelola pemerintahan masih jauh dari prinsip demokrasi yang matang.


Penutup: Pemerintah yang Kuat Justru Tidak Takut Dikritik

Jika pemerintah ingin membangun kepercayaan publik, maka kritik harus ditempatkan sebagai bagian dari proses demokrasi yang normal dan sehat. Pemerintah yang kuat adalah pemerintah yang siap mendengar, bukan pemerintah yang mudah tersinggung.

Dengan demikian, menanggapi kritik secara proporsional, elegan, dan berbasis data adalah kunci untuk menjaga stabilitas politik dan memperkuat legitimasi pemerintahan. Publik menunggu pemimpin yang mampu menjawab kritik dengan kerja nyata, bukan dengan ancaman.