Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Keluarga: Terpisah Waktu dan Jarak

Rabu, 17 Desember 2025 | 00:39 WIB Last Updated 2025-12-16T17:39:48Z




Keluarga adalah rumah pertama bagi manusia. Namun dalam perjalanan hidup, tidak semua rumah dapat dihuni setiap hari. Ada keluarga yang harus belajar mencintai dari kejauhan, saling mendoakan tanpa selalu saling memeluk. Terpisah oleh waktu dan jarak, tetapi tetap disatukan oleh ikatan yang tak kasat mata.

Waktu sering memaksa seseorang pergi—demi pendidikan, pekerjaan, atau tanggung jawab hidup. Jarak lalu menjadi tembok sunyi yang memisahkan meja makan, tawa sederhana, dan kebiasaan kecil yang dulu terasa sepele. Rindu pun hadir tanpa aba-aba, menyelinap di sela malam atau di tengah kesibukan siang hari.

Namun keluarga sejati tidak diukur dari seberapa sering bertemu, melainkan seberapa kuat saling menjaga dalam doa. Ada ayah yang menua tanpa disaksikan, ada ibu yang lelah tanpa sempat dipeluk, ada anak yang tumbuh dewasa hanya lewat layar ponsel. Semua itu menyakitkan, tetapi sekaligus mengajarkan arti pengorbanan.

Terpisah jarak membuat komunikasi menjadi singkat, kadang dingin, bahkan disalahpahami. Padahal di balik suara yang terdengar biasa saja, ada rindu yang dipendam dan kekhawatiran yang tak terucap. Banyak keluarga bertahan bukan karena mereka kuat, tetapi karena mereka memilih untuk tetap saling percaya.

Waktu juga menjadi ujian. Ia tak pernah menunggu siapa pun. Ia bisa mencuri momen-momen penting: ulang tahun yang terlewat, sakit yang tak didampingi, hingga perpisahan yang datang terlalu cepat. Maka, saat masih ada kesempatan, sekecil apa pun, luangkan waktu—karena keluarga tidak menuntut segalanya, hanya ingin diingat.

Pada akhirnya, jarak hanyalah soal ruang, dan waktu hanyalah soal angka. Yang paling menentukan adalah hati. Selama hati tetap pulang, keluarga tidak pernah benar-benar terpisah. Mereka hidup dalam doa, tumbuh dalam rindu, dan bertahan dalam harapan bahwa suatu hari, waktu dan jarak akan menyerah pada cinta.

Karena keluarga bukan tentang selalu bersama, tetapi tentang tetap saling memiliki—meski terpisah oleh waktu dan jarak.