Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

MENGEMBALIKAN ARAB - JAWI SEBAGAI IDENTITAS TAMADDUN ACEH

Minggu, 30 Mei 2021 | 07:43 WIB Last Updated 2021-05-30T00:43:47Z
Mendalami sejarah  betuk generasi akhir zaman 
Tulisan Arab-Jawi bisa dibuktikan eksistensinya secara empirik sejak dari masa Kerajaan Samudra Pasai berlanjut kepada kerajaan Aceh Darussalam hingga sampai sekarang. 

Bukti bukti tersebut masih dapat kita saksikan sekarang seperti halnya peninggalan Naskah kuno (Manuskrip). Karya-karya intelektual Aceh terdahulu telah memberikan suatu fakta tentang keberadaan dan peranan bahasa melayu(jawi) di negeri bawah angin, seperti Hamzah fansuri yang sangat berperan aktif dalam mempoplerkan bahasa jawi sehingga di kenal luas karya-karya nya hingga di Jawa, Kalimantan, Sulaweisi bahkan ke Malasyia, Pattani, Brunei Darussalam. Juga sama halnya seperti Syekh Abdurrauf Al Jawi Fansuri, Syamsuddin Sumatrani, Faqih Jalaluddin Al Asyi, Muhammad Zain yang dalam karya mereka telah menyinggung banyak tentang peranan bahasa Jawi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan serta persatuan dan kesatuan. 

Dinamika tulisan Arab-Jawi sebagaimana tergambar dalam periodisasi kesejarahan telah memberikan kesadaran tentang eksistensinya dalam kultur masyarakat Aceh. Selanjutnya juga perlu kita ingat dan lihat bagaimana eksistensinya dalam kesadaran masyarakat, termasuk kita sekarang. Oleh karena itu, secara ontologis, tulisan Arab-Jawi sebagai objek kajian bisa dilihat dari aspek historisitas yang terus mengalami perubahan, kedua aspek kesadaran yang bersifat tetap. 

Namun pengetahuan tentang eksistensinya saja tidak cukup untuk dijadikan dasar pertimbangan bagi penentuan sikap ke depan. Sebab nilai pentingnya berkaitan erat dengan lingkungan akademik yang umumnya terbiasa dengan huruf latin. Dari itu sangat diperlukan ada nya suatu kajian komprehensif terhadap dinamika tulisan Arab-Jawi.

Copas Facebook