Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Doa Keselamatan dan Kesuksesan bagi Masyarakat: Refleksi Spiritualitas di Tengah Dinamika Kehidupan

Sabtu, 31 Mei 2025 | 23:25 WIB Last Updated 2025-05-31T16:25:27Z




Di tengah gelombang zaman yang terus bergerak, di mana dunia kian disibukkan oleh hiruk-pikuk ekonomi, politik, hingga dinamika sosial, ada satu hal yang tetap menjadi pegangan utama umat manusia: doa. Doa bukan sekadar ritual yang diucapkan di antara lantunan azan dan iqamah, atau di balik hening malam saat dunia terlelap. Lebih dari itu, doa adalah refleksi spiritual yang menjadi sumber kekuatan batin, harapan, dan pengingat bahwa di atas segala sesuatu, ada kuasa Ilahi yang tak pernah tidur menjaga kita.

Mengapa Doa untuk Keselamatan dan Kesuksesan Masyarakat Penting?

Kita hidup bukan sebagai individu yang terlepas dari lingkungan. Setiap masyarakat adalah kumpulan manusia yang saling berkait, berbagi harapan dan menghadapi tantangan bersama. Karena itulah, doa tidak hanya untuk diri sendiri. Lebih penting dari itu, kita mesti mendoakan keselamatan dan kesuksesan bagi sesama. Mendoakan masyarakat berarti menginginkan ketenteraman bersama, menjauhkan diri dari bencana sosial, serta berharap agar kehidupan di tanah yang kita pijak senantiasa diberkahi Allah.

Di Aceh, tradisi doa bersama atau kenduri tolak bala menjadi bagian dari warisan budaya sekaligus wujud solidaritas spiritual. Ini menjadi cara masyarakat mengikat batin, saling menguatkan, dan menaruh harapan kepada Allah agar dijauhkan dari mara bahaya serta diberi rezeki yang halal dan berkah. Sayangnya, di era modern, nilai-nilai semacam ini perlahan luntur, tergeser oleh individualisme dan sibuknya rutinitas duniawi.

Keselamatan dan Kesuksesan Bukan Sekadar Duniawi

Ketika bicara doa keselamatan dan kesuksesan, sebagian orang hanya membayangkan terbebas dari penyakit, memperoleh jabatan, atau meraih kekayaan. Padahal, dalam pandangan Islam, keselamatan (as-salamah) mencakup keselamatan lahir dan batin, dunia dan akhirat. Begitu pula kesuksesan (al-falah) bukan hanya tentang materi, melainkan juga keberhasilan menjaga iman, keluarga yang saleh, lingkungan yang aman, dan hidup yang bermanfaat bagi orang lain.

Doa yang ikhlas untuk masyarakat adalah bentuk cinta yang paling luhur. Sebab, mendoakan kebaikan orang lain tanpa sepengetahuannya adalah amalan yang mustajab. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang tidak hadir, akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada malaikat yang ditugaskan. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya, malaikat itu berkata: ‘Amin, dan bagimu seperti itu.’” (HR. Muslim)

Betapa indahnya jika masyarakat Aceh, atau bangsa ini secara umum, saling mendoakan tanpa pamrih. Bukan hanya berharap kesuksesan untuk diri dan keluarga sendiri, tetapi juga untuk tetangga, masyarakat sekitar, bahkan untuk pemimpin yang memegang amanah.

Doa Sebagai Solusi Moral Bangsa

Saat negeri ini dilanda berbagai masalah: korupsi, perpecahan, ketimpangan sosial, dan dekadensi moral, banyak yang lupa bahwa doa bisa menjadi bagian dari solusi. Doa bukan berarti pasrah tanpa ikhtiar, melainkan kekuatan batin yang menumbuhkan optimisme dan menyuburkan semangat persaudaraan.

Bayangkan bila setiap pemimpin bangsa ini menyempatkan waktu berdoa, memohon keselamatan bagi rakyatnya sebelum mengambil kebijakan. Bayangkan bila setiap pemuda Aceh tak lupa berdoa sebelum berjuang mewujudkan cita-cita. Betapa damai dan berkahnya negeri ini.

Doa juga akan melahirkan rasa tanggung jawab moral. Sebab siapa yang berdoa dengan sungguh-sungguh akan merasa malu berbuat zalim kepada sesama. Ia sadar bahwa keberkahan hanya akan turun bila kita juga menjaga hubungan baik dengan Allah dan manusia.

Menumbuhkan Kembali Tradisi Doa Bersama

Oleh sebab itu, pemerintah daerah, tokoh adat, alim ulama, dan masyarakat Aceh perlu kembali menghidupkan tradisi doa bersama di kampung-kampung, masjid, dan dayah-dayah. Bukan sekadar acara seremonial, melainkan gerakan spiritual untuk memohon keselamatan daerah dari fitnah zaman, serta kesuksesan generasi muda dalam menuntut ilmu dan membangun negeri.

Kita perlu menyadari bahwa modernisasi tanpa spiritualitas akan melahirkan kehampaan. Aceh, dengan syariat Islam-nya, memiliki warisan spiritual yang sangat kaya. Jangan biarkan itu memudar hanya karena sibuk mengejar dunia.

Penutup: Doakan Negeri Ini

Mari jadikan setiap waktu luang, setiap malam sebelum tidur, dan setiap langkah keluar rumah sebagai momentum mendoakan keselamatan dan kesuksesan bagi masyarakat. Mendoakan pemimpin agar adil, mendoakan pemuda agar cerdas dan berakhlak, serta mendoakan Aceh agar tetap kokoh dalam keberkahan Allah.

Doa bukan pelarian, tetapi sumber kekuatan. Dan saat kekuatan spiritual bangsa ini kembali kokoh, percayalah, segala bentuk kemajuan dan kesuksesan duniawi pun akan mengikuti. Aceh akan kembali berjaya, bukan karena teknologi atau kekayaan semata, tetapi karena keberkahan doa yang tak pernah putus dari lidah dan hati rakyatnya.