Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Jabatanmu, Jangan Jadi Petaka bagi Masyarakat

Jumat, 30 Mei 2025 | 23:48 WIB Last Updated 2025-05-30T16:48:18Z




Oleh: Azhari 

Di negeri ini, jabatan sering kali menjadi medan pertarungan, bukan ladang pengabdian. Kursi kekuasaan yang sejatinya amanah, justru kerap disulap jadi alat kepentingan pribadi, kelompok, bahkan keluarga. Padahal, di balik setiap jabatan yang disandang, ada harapan rakyat yang digantungkan.

Sayangnya, banyak pejabat lupa diri. Jabatan yang semestinya membawa berkah bagi masyarakat, justru berubah jadi petaka. Bukan karena kekurangan kemampuan, melainkan karena kebutaan hati dan kerakusan terhadap dunia.

Jabatan Itu Amanah, Bukan Kehormatan Abadi

Sejak awal, jabatan hadir bukan untuk dimuliakan, tapi untuk dipertanggungjawabkan. Jabatan adalah titipan yang kelak akan dimintai hisab, baik di dunia maupun di akhirat. Tapi realitasnya, banyak yang menjadikan jabatan sebagai alat menumpuk kekayaan, mempertahankan dinasti, atau membungkam suara-suara kritis.

Ketika jabatan dijadikan tameng untuk menyiksa rakyat, menyunat hak orang kecil, dan menutup mata terhadap ketidakadilan, saat itulah sebuah petaka lahir. Dan celakanya, dampaknya bukan hanya dirasakan oleh satu atau dua orang, tapi oleh seluruh lapisan masyarakat.

Petaka Ketika Jabatan Disalahgunakan

Ada banyak contoh bagaimana jabatan yang disalahgunakan menjadi petaka. Mulai dari korupsi anggaran rakyat, manipulasi kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok tertentu, hingga pengabaian terhadap suara rakyat kecil.

Seorang pemimpin yang sibuk membangun citra tapi abai pada penderitaan warganya, adalah malapetaka sosial. Seorang pejabat yang memperjualbelikan proyek demi kepentingan pribadi, adalah ancaman bagi generasi yang akan datang.

Ingatlah, sejarah tak pernah lupa mencatat siapa yang memuliakan rakyatnya, dan siapa yang menindasnya.

Jabatan Harus Memberi Manfaat

Seharusnya, setiap orang yang diberi amanah jabatan menjadikannya alat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat. Gunakan kewenangan untuk membela yang lemah, memperbaiki kebijakan yang keliru, dan menyuarakan kebenaran, walau kadang pahit.

Karena jabatan yang memberi manfaat bukan hanya dikenang rakyat, tapi juga mendapat keberkahan dari Tuhan. Sebaliknya, jabatan yang jadi alat kezaliman akan membawa kutukan sosial dan laknat sejarah.

Jabatanmu hanya sementara, tapi akibatnya bisa abadi. Maka, pilihlah menjadi pemimpin yang dikenang baik, bukan yang dikutuk rakyatnya.

Pesan untuk Pejabat, Pemimpin, dan Calon Pemimpin

Jangan jadikan jabatanmu petaka bagi masyarakat. Jangan karena ambisi, harga diri, atau keserakahan sesaat, engkau menciptakan penderitaan untuk banyak orang. Gunakan kekuasaanmu untuk melayani, bukan memanfaatkan.

Karena rakyat bukan alat. Mereka adalah amanah.

Kelak, di ujung usia, yang akan ditanyakan bukan seberapa banyak aset yang kau kumpulkan, tapi seberapa besar manfaat yang kau tinggalkan.


Akhir kata, semoga tulisan ini bisa jadi cermin bagi siapa pun yang hari ini diberi amanah jabatan — sekecil apa pun itu. Karena jabatan bukan soal prestise, melainkan soal tanggung jawab sosial dan moral.

Jabatanmu, jangan jadi petaka. Tapi jadikan berkah.