Oleh: Azhari
Di tengah sibuknya dunia yang makin gaduh, di antara segala ambisi yang tak pernah habis, manusia sering kali lupa satu hal paling penting: taubat dan sujud. Padahal, di situlah letak tenangnya hati, damainya jiwa, dan amannya langkah kita di dunia yang sementara ini.
Hidup Tak Pernah Benar-benar Bersih
Tak ada manusia yang sempurna. Setiap kita pasti pernah khilaf, pernah salah, pernah menyakiti, pernah tergelincir dalam dosa, baik sengaja maupun tanpa sadar. Tapi anehnya, semakin dewasa, banyak orang justru makin malas minta ampun. Padahal umur makin menua, dan waktu makin dekat ke peristirahatan terakhir.
Kita terlalu sibuk mengejar dunia, sampai lupa mengejar ampunan. Terlalu sibuk menata pencitraan di mata manusia, sampai lupa bersujud lama-lama di hadapan Tuhan.
Taubat Itu Pintu Terbuka, Sujud Itu Tempat Pulang
Beruntungnya, Allah tak pernah menutup pintu bagi hamba yang ingin kembali. Seburuk apa pun masa lalumu, sekelam apa pun catatan harianmu, selama masih ada nyawa di dada dan kesadaran di kepala, taubat selalu diterima.
Dan sujud, adalah tempat paling aman bagi hati yang resah, pikiran yang kalut, dan jiwa yang gundah. Di sana, engkau tak butuh nama besar, tak perlu popularitas, tak usah kekayaan, cukup air mata dan pengakuan.
Karena sehebat-hebatnya manusia, di saat dia sujud, dia adalah makhluk paling mulia.
Hidup Ini Sementara
Tak ada yang abadi di dunia. Harta, jabatan, pujian, semuanya fana. Bahkan orang-orang yang hari ini mencintaimu, suatu saat akan pergi, atau meninggalkanmu. Tapi Tuhan tak pernah meninggalkan hamba-Nya, kecuali hamba itu sendiri yang menjauh.
Maka sebelum terlambat, sebelum ajal tiba tanpa aba-aba, mari perbanyak taubat dan perbanyak sujud.
Karena hakikatnya, hidup ini bukan soal siapa yang paling tinggi derajat di dunia, tapi siapa yang paling bersih di akhirat.
Jangan tunggu tua untuk bertaubat. Jangan tunggu kaya untuk bersedekah. Jangan tunggu bahagia untuk bersyukur. Dan jangan tunggu musibah untuk bersujud.
Sujudlah, meski air mata tak lagi sanggup bicara. Karena Tuhan paham bahasa hati lebih dari siapa pun.