Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Perpolitikan dan Pengkhianatan Sesama dalam Gerakan

Kamis, 29 Mei 2025 | 23:38 WIB Last Updated 2025-05-29T16:38:55Z

Gerakan adalah nafas perubahan. Di balik setiap lembar sejarah bangsa, ada sekelompok orang yang berani menyuarakan ketidakadilan, melawan penindasan, dan memupuk harapan di tengah keterpurukan. Namun sayangnya, dalam setiap gerakan, selalu ada bahaya laten yang mengintai dari dalam: politik kepentingan dan pengkhianatan sesama.

Hari ini, banyak gerakan sosial, pemuda, maupun kemasyarakatan yang lahir dari semangat perubahan, tapi akhirnya kandas di tengah jalan bukan karena kekuatan musuh, melainkan karena pengkhianatan dari kawan sendiri.

Ketika Politik Masuk ke Dalam Gerakan

Sejatinya, setiap gerakan memang tak bisa lepas dari politik. Karena gerakan adalah alat memperjuangkan kepentingan rakyat, dan politik adalah cara mengatur kekuasaan. Namun masalah muncul ketika politik dalam gerakan bukan lagi soal kepentingan rakyat, tapi soal kepentingan pribadi.

Ada yang bergerak demi jabatan. Ada yang teriak lantang demi akses proyek. Ada yang pura-pura bersama rakyat, padahal diam-diam bernegosiasi dengan elit kekuasaan. Di sinilah gerakan mulai goyah, karena idealisme yang seharusnya menjadi pondasi, digantikan oleh nafsu politik praktis.

Gerakan yang semula bersih, mulai terkontaminasi oleh intrik, politik uang, dan permainan kekuasaan. Akhirnya yang muncul bukan lagi persatuan, tapi perpecahan. Bukan lagi perjuangan, tapi pengkhianatan.

Pengkhianatan yang Menghancurkan dari Dalam

Yang paling menyakitkan dalam sebuah gerakan bukanlah serangan lawan, tapi tikaman kawan. Ketika orang-orang yang dulu satu barisan, satu cita-cita, mulai saling sikut demi kepentingan pribadi. Ketika kesetiaan dijual demi kekuasaan. Ketika suara rakyat diperdagangkan di meja perundingan.

Pengkhianatan sesama inilah yang membuat banyak gerakan kehilangan ruh. Pemimpin yang dulu dielu-elukan berubah menjadi penjilat kekuasaan. Kawan seperjuangan beralih menjadi alat penekan. Dan gerakan yang awalnya membela rakyat, malah menjadi beban bagi rakyat itu sendiri.

Sejarah Indonesia pun menyimpan banyak kisah tentang itu. Bagaimana tokoh-tokoh pergerakan di masa lalu saling menjatuhkan, saling menikam, hanya demi posisi strategis. Padahal mereka lahir dari semangat yang sama: memperjuangkan kemerdekaan.

Kenapa Pengkhianatan Mudah Terjadi?

Karena sebagian orang dalam gerakan tidak benar-benar bergerak untuk rakyat. Mereka hanya ikut-ikutan demi kepentingan pribadi. Ketika godaan datang — entah itu kekuasaan, uang, atau jabatan — idealisme pun luntur. Solidaritas dikorbankan. Kawan dijadikan korban.

Ditambah lagi budaya politik kita yang masih penuh transaksi, membuat gerakan mudah dipolitisasi. Ada yang disusupi kekuatan tertentu. Ada yang dijadikan alat kampanye. Dan yang paling parah, ada yang sengaja diciptakan hanya untuk melemahkan gerakan yang asli.

Saatnya Gerakan Membersihkan Barisan

Gerakan yang kuat adalah gerakan yang jujur. Yang setia dengan cita-cita, bukan dengan kekuasaan. Pemimpin yang kuat adalah mereka yang tidak mudah tergoda. Yang tidak mudah menjual kawan. Yang berani berkata benar meskipun pahit.

Sudah saatnya setiap gerakan sosial, pemuda, mahasiswa, dan kemasyarakatan membersihkan barisan. Pisahkan mana pejuang tulus, mana pencari panggung. Mana yang setia, mana yang berkhianat.

Jangan beri ruang bagi penghianat. Jangan izinkan perpolitikan kotor mencemari gerakan. Karena sekali pengkhianatan terjadi, kepercayaan sulit dibangun kembali.

Penutup: Kembalikan Ruh Gerakan

Bangsa ini butuh gerakan yang benar-benar murni. Yang suara dan tindakannya bukan untuk pesanan elit, tapi murni demi keadilan dan kemaslahatan rakyat. Bukan gerakan yang mudah diatur oleh kekuasaan, bukan gerakan yang menjual suara rakyat demi proyek dan jabatan.

Karena bangsa ini sudah terlalu banyak dikhianati, jangan biarkan gerakan yang seharusnya menjadi benteng terakhir kejujuran, justru ikut-ikutan menjadi alat pengkhianatan.

Jangan biarkan gerakan jadi ladang transaksi. Jangan biarkan kawan menikam kawan. Jangan biarkan politik busuk menghancurkan harapan rakyat.

Karena sekali gerakan mati, yang tersisa hanyalah kerumunan tanpa arah. Dan ketika itu terjadi, maka rakyat akan benar-benar sendirian menghadapi kekuasaan yang sewenang-wenang.