Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Rute Perjalanan Syeikh Abdur Rauf As-Singkili dalam Mencari Ilmu: Refleksi Warisan Keilmuan Nusantara

Minggu, 25 Mei 2025 | 19:34 WIB Last Updated 2025-05-25T12:34:23Z




Oleh: Azhari

Aceh, selain dikenal sebagai Serambi Makkah, juga menjadi tanah kelahiran para ulama besar yang kontribusinya melampaui batas-batas geografis negeri ini. Salah satunya adalah Syeikh Abdur Rauf As-Singkili, atau lebih dikenal sebagai Syeikh Kuala, seorang ulama, pemikir, ahli tasawuf, dan penulis produktif di era Kerajaan Aceh Darussalam.

Perjalanan intelektualnya menjadi bukti bahwa Aceh sejak abad ke-17 telah menjalin hubungan keilmuan global, jauh sebelum istilah globalisasi lahir di Barat. Kisah perjalanan ilmiahnya tak hanya menjadi catatan sejarah, tapi seharusnya jadi motivasi dan inspirasi bagi generasi muda Aceh hari ini.


Menapaki Jejak Sang Ulama: Singkil hingga Madinah

Syeikh Kuala lahir di Singkil pada tahun 1615 M. Sejak muda, semangat keilmuan telah menyala dalam dirinya. Ia berangkat dari bumi Aceh menuju pusat-pusat keilmuan Islam di Timur Tengah. Dalam catatan kitab ‘Umdatul Muhtajin, Syeikh Kuala mengisahkan betapa berat perjalanan keilmuan yang ia tempuh.

Ia memulai dari Aden, Zabid, Mukha, Tayy, Bait al-Faqih, dan Maza’ di Yaman. Lalu, menyeberang ke Doha (Qatar), sebelum akhirnya melanjutkan ke Jeddah, Makkah, dan Madinah. Di kota-kota suci itu, ia berguru kepada 19 ulama besar, di antaranya Syeikh Al-Qusyasyi dan Syeikh Al-Kurani, dua tokoh penting di era itu.


Ilmu yang Diraih: Dari Fikih hingga Astronomi

Apa yang dipelajari Syeikh Kuala selama bertahun-tahun bukan hanya ilmu agama. Selain tafsir, hadis, fikih, dan tasawuf, ia juga menguasai ilmu falak (astronomi), geografi, hingga farmasi. Ini menunjukkan bahwa ulama Nusantara kala itu memiliki visi keilmuan holistik — tidak hanya fokus pada ilmu akhirat, tetapi juga ilmu dunia yang menopang peradaban.

Warisan pemikiran Syeikh Kuala ini seharusnya menjadi bahan renungan bagi pesantren, dayah, dan lembaga pendidikan Islam di Aceh agar mampu melahirkan generasi ulama yang multidisipliner.


Relevansi untuk Aceh Hari Ini

Dalam kondisi Aceh modern yang dihadapkan pada tantangan globalisasi dan dekadensi moral, spirit intelektual Syeikh Kuala perlu dihidupkan kembali. Aceh membutuhkan jejak perjalanan ilmiah baru, generasi santri dan pemuda yang siap menimba ilmu ke berbagai belahan dunia, lalu kembali membangun negeri.

Lebih jauh, dayah-dayah di Aceh seharusnya bisa menjadi pusat studi warisan ulama Nusantara yang terkoneksi secara akademis dengan Timur Tengah dan dunia Islam. Membuka ruang pertukaran keilmuan, menerbitkan karya, dan mendokumentasikan manuskrip lama agar tidak hilang ditelan zaman.



Maka Perjalanan panjang Syeikh Abdur Rauf As-Singkili bukan sekadar kisah nostalgia, tetapi cermin identitas Aceh sebagai negeri ulama. Kita wajib menjaga, meneladani, dan meneruskannya.

Jika hari ini banyak generasi muda sibuk meraih gelar demi gengsi, Syeikh Kuala justru berjalan kaki menyeberangi padang pasir, demi secercah ilmu. Semoga kisah ini menyentuh nurani kita, bahwa ilmu adalah cahaya yang harus dicari dengan perjuangan, bukan hanya menunggu di bangku-bangku kelas.


#AcehUlama #JejakSyeikhKuala #SantriAceh #WarisanNusantara