Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Siapkan Dirimu untuk Memimpin Bangsa Aceh

Jumat, 09 Mei 2025 | 23:06 WIB Last Updated 2025-05-09T16:06:40Z




Oleh: Azhari 

Aceh, tanah yang diberkahi sejarah kepahlawanan dan peradaban agung, hari ini sedang berdiri di persimpangan jalan. Di tengah gegap gempita pembangunan nasional dan derasnya arus modernisasi, Aceh masih bergumul dengan problematika sosial, politik, dan ekonomi yang tak kunjung tuntas. Lalu siapa yang akan mengambil peran? Siapa yang akan memimpin bangsa Aceh ke arah yang lebih baik, jika bukan anak-anak mudanya sendiri?

Pemuda Aceh dan Tanggung Jawab Sejarah

Kita harus menyadari bahwa setiap generasi memiliki tanggung jawab sejarahnya masing-masing. Jika dulu Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, dan Sultan Iskandar Muda berjibaku melawan penjajahan, maka generasi hari ini menghadapi tantangan yang tak kalah berat: penjajahan dalam bentuk ketidakpedulian, korupsi, kemiskinan intelektual, dan demoralisasi sosial.

Kita tidak bisa terus berharap kepada generasi tua yang sudah terlalu lama bercokol dalam panggung kekuasaan. Kini, saatnya pemuda Aceh mempersiapkan diri, bukan hanya untuk duduk di kursi pemerintahan, tetapi untuk mengambil alih tongkat estafet perjuangan membangun Aceh yang lebih bermartabat, sejahtera, dan berdaya saing.

Persiapan Diri Menuju Kepemimpinan

Menjadi pemimpin bukan soal jabatan, bukan soal gelar, tetapi soal keberanian memikul amanah. Maka, sebelum bicara soal jabatan, siapkan dulu dirimu: bangun kapasitas intelektual, asah ketajaman moral, dan perbanyak pengalaman sosial.

Aceh butuh pemuda yang tidak hanya fasih berorasi, tapi juga lihai merumuskan kebijakan. Aceh butuh pemuda yang tidak hanya kritis di media sosial, tapi juga hadir di lapangan, mendengar suara rakyat kecil, merasakan denyut nadi persoalan masyarakat dari dekat.

Siapkan mental kepemimpinan yang kokoh, karena pemimpin sejati bukan mereka yang hadir di saat senang, tetapi mereka yang kuat berdiri saat badai menerpa.

Bangun Gagasan Besar untuk Aceh

Aceh ke depan tidak bisa hanya hidup dari dana otsus yang kian menipis. Kita butuh gagasan-gagasan besar tentang kemandirian ekonomi, penguatan sektor pendidikan, industri kreatif, pemberdayaan generasi muda, hingga diplomasi budaya yang bisa mengangkat citra Aceh di mata dunia.

Pemuda Aceh harus berani bicara soal gagasan, bukan sekadar tentang siapa yang jadi bupati, wali kota, atau gubernur. Kita harus berani menawarkan visi, bukan hanya memihak elite tertentu. Karena kepemimpinan Aceh masa depan adalah tentang siapa yang punya ide dan keberanian mewujudkannya.

Tutup Celah Kejumudan

Jika hari ini sebagian generasi muda kita masih terjebak dalam pola pikir sektarian, pragmatis, dan konsumtif, maka tugas kita adalah memutus rantai itu. Jangan biarkan semangat kepemudaan kita dibeli oleh politik uang dan janji kosong lima tahunan. Jadilah pemuda yang punya harga diri, yang berani berkata “tidak” pada kebijakan yang menyengsarakan rakyat, meskipun itu datang dari orang terdekat.

Penutup

Aceh tidak kekurangan pemuda cerdas. Yang kita butuhkan adalah keberanian untuk tampil, untuk berbuat, dan untuk mengambil peran. Siapkan dirimu untuk menjadi pemimpin bangsa Aceh, bukan lima tahun ke depan, tapi mulai dari hari ini, dari lingkungan kecil, dari komunitas, hingga ke panggung besar kepemimpinan.

Karena pada akhirnya, bangsa Aceh akan ditentukan oleh keberanian generasi mudanya. Bukan oleh mereka yang sibuk mengutuk kegelapan, tapi oleh mereka yang berani menyalakan cahaya.