Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Wasiat Raja Aceh untuk Generasi: Jangan Hilangkan Marwah Negeri Ini

Kamis, 01 Mei 2025 | 13:38 WIB Last Updated 2025-05-01T06:38:55Z




Wahai anak cucuku, dengarlah…

Dari balik nisan yang sunyi, dari reruntuhan benteng-benteng tua, dan dari bait-bait hikayat yang mulai lusuh dimakan waktu, aku, salah seorang raja dari negeri Serambi Mekkah ini, ingin menitipkan wasiat kepada kalian — generasi yang kini mengemban amanah marwah negeri ini.

Jangan kalian biarkan Aceh hanya menjadi nama tanpa harga diri. Jangan biarkan negeri ini tinggal cerita di buku sejarah, sementara ruhnya telah lama mati oleh keserakahan dan kelalaian anak bangsanya sendiri.

Wasiatku untuk kalian:

1. Jagalah Agama dan Adat Negeri

Ingatlah, Aceh berdiri di atas dua tiang: syariat dan adat. Jika salah satu rapuh, niscaya negeri ini akan tumbang. Aku wasiatkan, jangan kalian pertukarkan ajaran agama dengan kepentingan duniawi. Jangan kalian lecehkan adat karena merasa lebih pintar dari leluhurmu.

Seperti yang pernah kami tanamkan:

“Adat bak Poe Teumeureuhom, Syara’ bak Kitabullah.”

Adat menuntunmu dalam tata cara hidup, syariat mengatur hubunganmu dengan Tuhan. Jika kedua pusaka ini kalian buang, jangan pernah bermimpi marwah Aceh akan kembali tegak.

2. Hormatilah Ulama dan Guru

Ketahuilah, kehancuran suatu bangsa dimulai ketika anak muda tak lagi tunduk pada nasihat ulama, ketika mereka lebih percaya pada suara sosial media ketimbang petuah orang bijak. Wahai anak cucuku, jangan sombong oleh gelar dan pangkat. Ilmu tanpa akhlak adalah kehinaan, kekuasaan tanpa adab adalah laknat.

Kami dulu tak pernah memulai perang tanpa restu ulama, tak pernah memutuskan hukum tanpa petuah guru. Karena kami tahu, pemimpin tanpa ilmu bagaikan kapal tanpa nakhoda.

3. Jangan Berkhianat kepada Tanah Airmu

Aku wasiatkan kepadamu, jangan sekali-kali menjual kehormatan negerimu. Tak peduli seberapa besar emas dan jabatan ditawarkan, ingatlah bahwa bumi yang kau pijak ini menyimpan darah syuhada, keringat petani, dan air mata kaum ibu yang ditinggal perang.

Celakalah generasi yang rela menggadaikan negeri demi kursi, atau mengadukan bangsanya kepada penjajah asing. Sebab murka langit dan kutukan bumi akan menimpa mereka.

4. Beranilah Berkata Benar di Hadapan Penguasa Zalim

Ketahuilah, diamnya orang baik adalah kemenangan bagi orang zalim. Jangan takut berkata benar, meski pedang mengancammu. Lebih baik mati dalam kemuliaan, ketimbang hidup dalam kehinaan.

Seperti pernah dikatakan Sultan Iskandar Muda:

“Peu na raja linto, peugah le seumike. Peu na raja lon, peugah le seumangat.”

“Kalau ada raja pengecut, katakan dengan senyuman. Kalau ada raja zalim, katakan dengan keberanian.”

Jangan wariskan ketakutan kepada anak-anakmu. Wariskan keberanian, agar Aceh tak menjadi bangsa budak di tanah sendiri.

5. Didik Anak-anakmu Menjadi Pejuang Ilmu dan Akhlak

Ingatlah, musuh kita bukan kemiskinan, tapi kebodohan. Musuh kita bukan keterbelakangan, tapi kemalasan. Negeri ini dulu disegani karena memiliki generasi pemberani, cerdas, dan berakhlak mulia.

Jangan jadikan anak-anakmu sekadar pengikut tren, pemuja popularitas, atau budak teknologi. Bentuklah mereka menjadi ulama, pejuang, dan pemimpin yang mampu menundukkan dunia, bukan diperbudak olehnya.


Wasiat Itu Masih Hidup

Wahai generasi Aceh, lihatlah hari ini. Apakah negeri ini masih setegak dulu? Apakah adat dan syariat masih dihormati, atau telah diinjak oleh kebebasan tanpa batas? Apakah ulama masih didengar, atau suara mereka ditenggelamkan oleh riuhnya dunia maya?

Apakah kalian masih berani berkata benar, atau justru bertepuk tangan untuk kebatilan? Apakah anak-anak kalian masih diajari membaca hikayat dan sejarah negerinya, atau hanya hafal nama-nama selebritas dan aplikasi hiburan?

Wasiat ini kutitipkan bukan untuk menjadi kenangan di buku sejarah, tapi sebagai pegangan dalam hidup. Sebab Aceh tak butuh banyak orang pintar, tapi butuh orang-orang jujur dan berani. Tak butuh banyak pemimpin, tapi butuh satu yang adil.


Wahai anak cucuku…

Jika suatu hari nanti negeri ini genting, ingatlah wasiat kami. Bacalah sejarah negerimu. Bangkitkan kembali semangat Iskandar Muda dalam dadamu. Rawatlah Aceh seperti kami dulu menjaganya, bahkan lebih baik.

Karena marwah negeri ini bukan diwariskan, tapi harus diperjuangkan di setiap zaman.

Dari Aku, Raja Aceh Yang Telah Pergi
Untuk Kalian, Generasi Yang Akan Datang