Aceh adalah tanah mulia. Negeri para syuhada, ulama, dan pejuang yang tak pernah rela harga dirinya diinjak. Sejarah mencatat, Aceh bukanlah daerah taklukan, tapi bangsa besar yang berdiri di atas marwah, kehormatan, dan prinsip keadilan. Namun hari ini, di tengah modernisasi dan politik transaksional, Aceh seakan kehilangan arah. Potensi besar yang kita miliki terancam sia-sia jika anak-anak mudanya terus diam.
Dari kegelisahan itu lahirlah Aliansi Bumi Aceh Mulia (ABMA). Sebuah wadah yang bukan sekadar organisasi, tetapi gerakan moral dan sosial untuk membangkitkan kembali Aceh dari keterpurukan, dari pelupa sejarah, dan dari permainan elite yang tak pernah benar-benar peduli terhadap masa depan rakyat.
Kenapa Harus ABMA?
Aceh butuh ruang persatuan. Selama ini, terlalu banyak kelompok yang lahir bukan untuk rakyat, tapi sekadar alat kepentingan sementara. ABMA hadir untuk menolak budaya pecah-belah itu. ABMA adalah aliansi anak-anak bumi Aceh yang bertekad memuliakan kembali tanah kelahirannya. Bukan dengan retorika kosong, tetapi dengan gerakan nyata di bidang sosial, budaya, pendidikan, advokasi hukum, hingga ekonomi kerakyatan.
Aceh butuh barisan yang tidak takut berkata benar. Butuh anak-anak muda yang tak tunduk pada tekanan politik, tidak silau jabatan, dan tidak menjual harga diri demi proyek sesaat. ABMA ingin menghadirkan itu.
Gerakan Bangkit, Bukan Sekadar Nama
ABMA bukan organisasi papan nama yang hanya sibuk berfoto seremonial. Ini adalah aliansi perjuangan. Gerakan yang akan merangkul siapa pun yang cinta Aceh, peduli pada nasib generasi muda, dan ingin menyelamatkan warisan bumi Serambi Mekkah ini dari kerusakan moral dan pembodohan sistemik.
Bangkit bukan berarti memberontak. Bangkit adalah keberanian menagih janji sejarah, menuntut keadilan, dan membangun Aceh sesuai marwahnya. ABMA ingin menjadi bagian dari gerakan itu — bersama rakyat, untuk rakyat.
ABMA untuk Aceh
Kita tidak boleh terus menunggu. Aceh butuh anak-anak mudanya berdiri. Aceh butuh pemikiran cerdas, aksi nyata, dan gerakan sosial yang menyentuh lapisan paling bawah. ABMA hadir bukan untuk memusuhi siapa pun, tapi untuk merangkul semua yang ingin Aceh bangkit, kuat, dan bermartabat di negeri sendiri.
Sudah saatnya kita hentikan politik adu domba, politik pecah belah, dan budaya pengkultusan. Aceh harus kembali kepada ruhnya: negeri ulama, negeri pejuang, negeri rakyat yang bermartabat. ABMA ingin menjadi rumah bersama untuk semua anak bumi Aceh yang ingin bergerak dan berbuat.
Maka Aceh tidak akan pernah kuat tanpa persatuan. Tidak akan bangkit tanpa keberanian. Dan tidak akan mulia tanpa generasi muda yang peduli. ABMA hadir untuk memulai, bergerak, dan menyalakan api perjuangan moral baru. Bukan karena kepentingan politik, tetapi demi bumi Aceh yang mulia.
ABMA untuk Aceh. Bergerak untuk Bangkit. Bersama rakyat, demi marwah negeri.