Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Jalan Pengalaman Politik — Dari Perjuangan Tulus ke Pengkhianatan Oknum Timses

Jumat, 06 Juni 2025 | 01:33 WIB Last Updated 2025-06-05T18:33:49Z


Oleh: mul

Dalam dunia politik, setiap orang punya jalannya sendiri. Ada yang masuk karena idealisme, ada karena warisan keluarga, ada pula yang sekadar ikut arus. Namun yang paling menarik adalah kisah orang-orang yang memulai langkahnya dari jalanan kampanye, posko-posko kecil, dan pertemuan-pertemuan malam demi memenangkan seorang calon. Mereka itulah yang disebut timses — ujung tombak yang seringkali terlupakan begitu kemenangan diraih.

Saya adalah saksi dari perjalanan politik yang begitu panjang di Aceh. Dari kampanye ke kampanye, dari malam-malam rapat hingga siang-siang panas membagikan selebaran. Di balik itu semua, satu pelajaran yang tak pernah bisa saya lupakan: politik itu ladang pengkhianatan jika kita terlalu percaya pada oknum.

Banyak timses yang dulu berjuang bersama, mengorbankan waktu dan tenaga tanpa kenal lelah. Mereka berteriak “hidup rakyat!” di panggung-panggung kampanye. Tapi begitu kemenangan diraih, oknum-oknum di dalam timses mulai bermuka dua. Mereka sibuk melobi jabatan, berebut proyek, bahkan tega menjatuhkan kawan seperjuangan demi kursi empuk.

Politik di Aceh selama ini diisi oleh cerita-cerita semacam itu. Timses yang dulu akrab berubah jadi lawan. Sahabat seperjuangan berubah jadi pengkhianat. Mereka yang dulunya sepakat “kita berjuang untuk rakyat” perlahan menunjukkan wajah aslinya: berjuang untuk diri sendiri.

Lebih parah lagi, ada oknum timses yang sejak awal memang tidak pernah benar-benar berjuang untuk visi rakyat. Mereka hanya numpang nama, membungkus ambisi pribadi di balik baju tim sukses. Saat calon menang, merekalah yang paling kencang menagih jabatan. Saat tidak kebagian, merekalah yang paling dulu menghujat. Mental transaksional seperti inilah yang merusak wajah politik kita.

Tapi dari semua pengalaman itu, saya belajar satu hal penting: jangan pernah terlalu percaya pada oknum dalam politik. Percayalah pada nilai, bukan pada nama. Karena dalam politik, nama bisa berganti, tapi nilai perjuangan harus tetap hidup.

Hari ini, Aceh butuh lebih banyak orang yang berani berdiri tanpa menunggu imbalan. Timses yang ikhlas, pejuang rakyat yang tak gentar meski tak diberi jabatan, dan sahabat seperjuangan yang tak tergoda rayuan proyek. Politik kita harus diselamatkan dari tangan-tangan oknum oportunis yang menjadikan demokrasi sebagai ladang dagang.

Jalan pengalaman saya di politik mengajarkan satu hal: pengkhianatan itu pasti datang. Tapi selama kita berjalan dengan niat baik, selama kita berjuang karena rakyat, kita tak akan pernah kalah.

Karena kemenangan sejati bukan saat kita duduk di kursi kekuasaan, tapi saat rakyat benar-benar merasakan hasil dari perjuangan kita. Dan itu tak bisa dibeli dengan proyek, apalagi ditukar dengan harga diri.

Aceh butuh pejuang, bukan penjilat. Aceh butuh timses bermartabat, bukan oknum oportunis.