Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Sejarah Masa Lalu, Generasi Masa Kini Minta Merdeka Aceh

Minggu, 15 Juni 2025 | 15:42 WIB Last Updated 2025-06-15T13:35:32Z


Sejarah bukan hanya lembaran masa lalu, tapi juga cermin untuk menentukan arah masa depan. Aceh adalah bangsa yang besar, yang pernah berdiri kokoh sebagai negeri merdeka jauh sebelum republik ini ada. Kesultanan Aceh Darussalam bukan sekadar kerajaan, melainkan sebuah negara berdaulat yang diakui dunia, dengan hukum, mata uang, diplomasi, dan kekuatan militer yang disegani. Itulah akar sejarah bangsa ini.

Namun, apa yang terjadi hari ini? Negeri yang dulu dijuluki Serambi Mekkah, negeri syuhada, negeri ulama, kini terjebak dalam permainan politik pusat yang tak pernah tulus. Aceh diberi janji demi janji, dari otonomi luas hingga pengakuan adat dan syariat, tapi kenyataannya hanya sekadar pemanis pidato pejabat. MoU Helsinki yang dulu digadang-gadang sebagai jalan damai abadi, kini tak lebih dari lembaran usang yang terus dilanggar oleh kekuasaan pusat.

Generasi Masa Kini Mulai Melek Sejarah

Generasi muda Aceh hari ini tidak lagi bodoh. Mereka mulai membaca sejarah bangsanya. Mereka tahu, bahwa nenek moyang mereka bukan bangsa budak. Mereka paham, Aceh pernah menjadi bangsa besar yang mengangkat senjata bukan demi kekuasaan, tapi demi harga diri.

Anak-anak muda Aceh mulai sadar, bahwa ketimpangan pembangunan, eksploitasi sumber daya alam, dan pengabaian terhadap marwah adat dan syariat bukan sekadar ketidaksengajaan, tapi bagian dari skenario besar yang terus dipelihara. Dan mereka mulai bertanya: Apa gunanya tetap bersama jika terus diperlakukan sebagai rakyat kelas dua di negeri sendiri?

Dari Warung Kopi ke Ruang Publik: Suara Merdeka Menggema

Kini, di warung-warung kopi, di kampus, di dayah, hingga di media sosial, suara itu mulai menggema. Suara yang dulu dianggap tabu kini menjadi diskusi terbuka. Bukan lagi soal separatisme, tapi soal keadilan. Bukan karena benci pada republik ini, tapi karena cinta pada tanah leluhur yang terus dihinakan.

Generasi muda Aceh bicara tentang harga diri. Mereka tahu, bangsa ini pernah merdeka. Dan jika dipaksa terus menelan pengkhianatan, maka memerdekakan diri adalah pilihan bermartabat. Ini bukan pemberontakan, ini adalah hak sejarah yang terabaikan.

Aceh Layak Menentukan Takdir Sendiri

Selama janji-janji damai dilanggar, selama kekayaan Aceh diangkut keluar tanpa manfaat nyata bagi rakyatnya, selama adat dan syariat hanya jadi alat politik elit, maka suara merdeka itu akan terus menguat. Karena setiap bangsa yang besar, berhak menentukan nasibnya sendiri.

Aceh tak pernah minta istimewa. Aceh hanya minta diperlakukan adil. Jika itu pun tak mampu diwujudkan, maka merdeka adalah jalan terhormat. Bukan untuk menciptakan perang, tapi untuk menyelamatkan martabat.

Saatnya Sejarah Ditegakkan

Bangsa yang tak belajar dari sejarahnya, hanya akan jadi boneka di tangan kekuasaan. Aceh punya sejarah besar. Dan generasi masa kini tidak mau jadi budak di negeri sendiri. Mereka ingin sejarah ditempatkan di peta yang benar. Jika republik ini tak mampu lagi menjaga keadilan dan harga diri Aceh, maka memerdekakan diri adalah pilihan logis yang tidak bisa dihindari.

Sejarah masa lalu, generasi masa kini minta merdeka Aceh. Bukan untuk balas dendam, tapi untuk menyelamatkan martabat bangsa.