Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

TAK BERTUAN

Kamis, 14 Maret 2019 | 20:45 WIB Last Updated 2019-05-19T17:27:46Z

Semisal boleh kujelaskan
Logika ku mulai bertitah
Ia sekarang sudah sewenang dalam memerintah
Telah lama diupayakannya benci
Namun yang ada, rindu semakin menjadi



Hei tuan
Apa kabar ?
Masihkah kau berpuisi disana ?
Masihkah kau lagukan notasi yang sama?
Ah sudahlah.
Seingatku kau masihlah pujangga yang dicinta
Bebaslah kau berbuat apa saja

Wahai tuan
Sudah bisakah kau mendalami?
Atau anggapanmu masih saja sama
Segalanya tentangku hanya sebuah canda
Dan rasaku?
Bagimu hanya lelucon saja
Yang selalu diungkit dan ditertawakan disetiap reuni dan perkumpulan
Ah, lagi-lagi sudahlah
Percuma memukul samping
Ku tau kau membaca ini
Bagaimana pula kau tak paham majas puisi
Tapi apa pula arti ini buatmu
Hei tuan pujangga, anggap saja ini lelucon semata
Anggap saja disini aku yang kejam
Tapi tenanglah
mungkin ini hanya bunyi asa ku yang mulai hancur,tuan.

Hei tuan
Apa kau tau ?
Kuharap suatu saat nanti kau akan didera cinta
Tapi yang kau cinta menganggap rasamu hanyalah sebuah tawa.
Bagaimana ya rasanya?
Apa kau penasaran wahai tuan pujangga ?

Lhokseumawe, 14 juli 2018
HF