Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Ajarkan Anakmu Tentang Hukum dan Larangan dalam Kehidupan: Bekal Moral di Tengah Dunia yang Semakin Bebas

Sabtu, 03 Mei 2025 | 11:26 WIB Last Updated 2025-05-03T04:36:47Z




Dalam hidup, manusia tidak hanya butuh pengetahuan dan keterampilan, tapi juga pedoman. Itulah mengapa setiap masyarakat memiliki hukum, aturan, dan norma sebagai batas agar manusia tidak terjerumus dalam kekacauan. Dan pendidikan tentang hukum serta larangan dalam kehidupan itu harus dimulai sejak dini — dari rumah, dari orang tua kepada anak-anaknya.

Sebagai orang tua, kita sering kali hanya fokus mengajarkan anak tentang pelajaran sekolah, sopan santun, atau cita-cita. Tapi kita lupa, anak juga butuh paham tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam hidupnya. Bukan sekadar aturan formal yang tertulis di kitab hukum negara, tapi juga hukum moral, hukum adat, agama, dan nilai kemanusiaan.

Mengapa Hukum dan Larangan Itu Penting?

Hukum dan larangan adalah pagar kehidupan. Tanpa pagar, manusia akan bebas berbuat sesuka hati tanpa peduli akibatnya. Larangan bukan berarti mengekang, tapi menjaga manusia agar tidak menyakiti dirinya sendiri dan orang lain.

Seorang anak yang tak diajari batasan akan tumbuh menjadi pribadi yang egois, semaunya sendiri, dan berpotensi merugikan banyak orang di masa depan. Ia mungkin akan jadi pelaku bullying di sekolah, suka mengambil hak orang lain, bahkan berani melawan orang tua karena merasa semua yang dia inginkan harus didapatkan.

Sebaliknya, anak yang memahami hukum dan larangan akan tumbuh menjadi pribadi yang tahu batas, bisa menghargai orang lain, dan memiliki kontrol diri dalam menghadapi godaan serta situasi sulit.

Hukum Bukan Hanya Soal Penjara

Sebagian orang tua mengira hukum itu hanya soal aturan negara, pidana, dan penjara. Padahal, hukum dalam kehidupan jauh lebih luas. Ada hukum agama yang mengatur halal haram, ada hukum adat yang menjaga sopan santun, ada norma sosial yang membimbing etika pergaulan, dan ada hukum moral yang menjaga hati nurani.

Anak perlu diajarkan bahwa berbohong itu salah, mencuri itu dosa, menyakiti orang lain itu kejam, dan berkata kasar itu merusak martabat. Bukan hanya karena takut dihukum polisi, tapi karena itu melukai kemanusiaan.

Jangan Takut Mengajarkan Larangan

Sebagian orang tua sekarang takut melarang anak karena khawatir anak merasa dikekang atau tidak percaya diri. Padahal larangan yang disampaikan dengan kasih sayang akan membuat anak paham batasan tanpa merasa tertekan.

Anak perlu tahu bahwa tidak semua hal boleh dilakukan, walau ia punya keinginan. Tidak semua keinginan harus dipenuhi, karena hidup bukan hanya tentang diri sendiri, tapi juga tentang hak orang lain.

Cara Mengajarkan Hukum dan Larangan yang Bijak

  1. Jelaskan Alasannya. Jangan hanya berkata, “Jangan lakukan itu!” tapi jelaskan mengapa hal itu dilarang, apa dampaknya bagi dirinya dan orang lain.

  2. Berikan Contoh Nyata. Anak lebih mudah belajar dari contoh, bukan hanya nasihat. Tunjukkan sikap disiplin, jujur, dan patuh aturan dalam keseharian.

  3. Beri Konsekuensi yang Mendidik. Saat anak melanggar aturan, beri konsekuensi tegas tapi tetap mendidik. Misalnya, batasi waktu main jika melanggar janji belajar.

  4. Diskusi tentang Aturan Kehidupan. Ajak anak bicara tentang aturan di sekolah, lingkungan, dan masyarakat. Tanyakan pendapatnya tentang peristiwa tertentu yang berkaitan dengan hukum.

  5. Tanamkan Nilai Moral Sejak Dini. Sebelum bicara tentang pasal-pasal hukum, ajarkan dulu nilai-nilai moral dasar: jujur, adil, sabar, bertanggung jawab.

Menjadi Orang Tua yang Tegas dan Hangat

Mengajarkan hukum dan larangan kepada anak bukan berarti menjadi orang tua yang galak. Tegas bisa dilakukan dengan cara hangat. Orang tua tetap bisa memeluk, mendukung, dan menyayangi, sambil memberikan aturan yang jelas.

Anak yang dibesarkan dalam lingkungan dengan aturan yang konsisten akan lebih siap menghadapi kerasnya dunia. Ia tahu mana yang benar, mana yang salah, mana yang pantas, mana yang harus ditolak.

Penutup

Zaman boleh semakin bebas, tapi moral harus tetap dijaga. Dunia digital hari ini menghadirkan banyak kebebasan tanpa batas yang bisa menjerumuskan anak-anak kita. Maka, sebelum mereka belajar hukum dari kerasnya kehidupan, ajarkan dulu hukum itu di rumah. Ajarkan bahwa larangan bukanlah penjara, tapi pagar kasih sayang agar mereka tidak terperosok ke jurang yang salah.

Karena anak yang paham hukum dan larangan dalam hidup, kelak akan menjadi manusia yang tahu arah, tahu batas, dan tahu tanggung jawabnya kepada Tuhan, kepada orang tua, dan kepada sesama.

Ajarkan anakmu tentang hukum, sebelum dunia menghukumnya dengan cara yang lebih kejam.