Di zaman ini, terlalu banyak orang yang berbeda pendapat, lalu bermusuhan. Padahal, perbedaan itu wajar. Yang salah adalah ketika kepentingan pribadi membuat hati buta, lalu segala kritik dianggap serangan, dan setiap ketidaksetujuan dianggap pengkhianatan.
Ada orang yang mengkritik karena cinta,
ada yang diam karena takut kehilangan posisi,
dan ada pula yang menyulut permusuhan hanya demi menancapkan kepentingannya.
Kritik itu perlu.
Tapi kritik yang membangun, bukan menjatuhkan.
Kritik yang lahir dari niat ingin memperbaiki, bukan membakar.
Karena negeri ini, kampung ini, bahkan keluarga kita, butuh suara jujur — bukan suara benci.
Jangan jadikan perbedaan pandangan alasan untuk saling menjauh.
Jangan bangun tembok permusuhan hanya karena kita tidak sepakat dalam urusan dunia.
Karena kelak, kita tetap akan kembali ke tanah yang sama, di liang tanpa status, tanpa jabatan, tanpa gengsi.
Belajarlah menyampaikan kebenaran dengan bijak.
Dan belajarlah menerima perbedaan tanpa menyulut dendam.
Kita boleh berbeda pilihan,
boleh beda pemikiran,
tapi jangan sampai hati kita saling menajamkan kebencian.
Karena dalam hidup, yang abadi bukan kepentingan kita, tapi amal dan nama baik yang kita tinggalkan.
