Ketika Negeri lagi di landa musibah covid 19 di lanjutkan persoalan negeri kini tidak hentinya korban Anak dan perempuan itu terjadi.
Aceh khususnya serambi mekah yang dulunya kita baca di luar Aceh kini hadir dan ada di sekitar bermacam kasus sudah patutnya kita semua mengwaspada dan perkuat taqwa pada Allah dan selalu mempelajari ilmu agama .
Kasus pelecehan anak bukan lah hal utama dan baru di Aceh namun semua kasus ini perlu kebijakan dan aturan yang membawa jera bagi pelaku bejat pada anak.
ini tidak bisa di biarkan lagi seluruh unsur harus ambil peran dan beri solusi mari selamatkan generasi dan janga mareka baik di rumah , di dunia pendidikan dan pergaulan.
bila semua diam hanya hukuman penjara sebagai penganti maka itu semua bukanlah satu solusi disinilah ketegasan dan aksi nyata pemerintah hadir untuk mareka yang korban pelecehan.
para pelaku bukan saja penjara namun ada efek lain perlu di buat qanun Aceh agar uupa terasa pada lintas sektor untuk melindungi rakyat maka konsep ke Acehan melalui qanun perlindungan Anak untuk segera lahir dan bisa di terapkan di seluruh kabupaten Kota
Sungguh miris Berdasarkan data korban melapor yang diinformasikan oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Aceh dalam kurun waktu 3 bulan terakhir pada tahun 2021 menyebutkan sebanyak 594 kasus kekerasan seksual di Aceh yang melapor dan itu ditambah lagi dengan yang belum melapor. Kemungkinan sangat banyak lagi karena aib dan ancaman mareka rasakan.
Maka Aceh perlu badan tersendiri yang mandiri dengan anggaran yang cukup dalam menjaga generasi dari berbagai persoalan kasus, peran ini harus segera di wujudkan demi menjaga harkat dan martabat generasi bangsa.
Dalam dal ini Pemerintah harus mengalokasikan anggaran yang maksimal bagi Penegakan Syariat Islam dan Peningkatan Sosialisasi Perlindungan Anak serta para penegak hukum jangan ragu ragu dalam menjalankan amanah yang mulia ini.
Kita berharap agar kasus pelecehan yang terjadi di Aceh ini agar segera menurun dan jadi pukulan besar dalam masyarakat ketika oknum ayah kandun, oknum tetangga,oknum kawan, oknum tgk, oknum guru dan lainya sebagai pelaku yang itu harapan besar para orang tua harapkan sebagai penjaga namun ketika hal-hal tidak di inginkan itu terjadi siapa yang harus ortu mareka percayakan.
ini momen yang harus seris bagi semua elemen untuk bersatu untuk sebuah solusi dalam masyarakat , angkat kasus makin besar terjadi di Aceh maka saatnya fokos sebelum hal lebih besar terjadi di Aceh.
Penulis ketua
Gerakan Pemuda peduli masyarakat kabupaten Bireuen
Kabid PU Badko HMI Aceh
