Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Doa Ibu di Penghujung Hayat

Selasa, 22 April 2025 | 19:10 WIB Last Updated 2025-04-22T12:11:13Z




Oleh: Azhari 

“Nak, kalau ibu tak ada, jangan tinggalkan salat ya… Jaga adik-adik. Jaga hatimu. Jaga Allah dalam hidupmu…”

Kalimat itu lirih, terengah, keluar dari mulut seorang ibu di ujung napasnya. Barangkali sederhana terdengar, namun ia adalah warisan langit yang tak bisa dibeli oleh harta. Doa-doa yang meluncur dari bibir ibu di penghujung hayatnya bukan hanya permintaan, tapi titipan kehidupan, wasiat ruhani, dan tanda cinta abadi.


Ibu: Malaikat yang Bertelapak di Bumi

Ibu bukan sekadar manusia. Ia adalah puisi Tuhan yang ditulis dengan air mata, keringat, dan peluh. Tubuhnya pernah menjadi rumah bagi kita. Dadanya adalah tempat pertama kita mengenal kasih. Tangan yang menggigil karena lelah, tak pernah meminta imbalan.

Namun mengapa kita sering lupa?
Lupa bahwa setiap detik dalam hidupnya adalah pengorbanan. Bahwa senyumnya sering ia buat-buat demi menutupi rasa sakit. Bahwa di balik punggungnya yang mulai membungkuk, ada beban dunia yang ia pikul demi anak-anaknya.


Di Ambang Ajal, Ia Masih Mendoakan

Pernahkah kita benar-benar hadir saat ibu menjelang ajal? Saat tubuhnya terbaring lemah, tangan menggenggam ujung sajadah, bibirnya tetap bergerak: “Ya Allah, panjangkan umur anakku, sehatkan dia, kuatkan imannya…”

Bahkan di ambang perpisahan dunia, ia tidak minta surga untuk dirinya. Ia minta kebaikan untuk anaknya. Ia takut kita terluka, tersesat, atau hancur dalam dunia yang kejam. Padahal ia sendiri sedang berada dalam rasa sakit yang kita takkan sanggup membayangkannya.


Doa Ibu Tak Mati

Doa ibu tidak dikubur bersama jasadnya. Ia mengudara, menembus langit, menetap dalam rahmat Tuhan. Banyak dari kita yang masih hidup hari ini bukan karena cerdas atau kuat, tapi karena masih ada sisa doa ibu yang terus bekerja diam-diam dalam takdir.

Dan bila kita pernah merasa tiba-tiba selamat dari kecelakaan, lolos dari kegagalan, atau menangis di waktu malam tanpa sebab, bisa jadi itu adalah gema doa ibu yang kembali memeluk kita.


Membalas Doa yang Tak Terbalas

Apa yang bisa kita berikan untuk mengganti cinta ibu? Nyaris tak ada. Bahkan dunia pun terlalu kecil untuk membalas satu tetes air susunya. Namun kita bisa berusaha:

  • Dengan berbakti saat ia hidup
  • Dan mendoakan saat ia tiada

Rasulullah bersabda, “Doa anak yang saleh/salihah kepada orang tuanya adalah amal jariah yang terus mengalir.” Maka ketika ibu telah kembali ke sisi Tuhan, jangan biarkan namanya hilang dari bibir kita dalam doa. Ziarahi kuburnya, sedekahkan atas namanya, dan jalani hidup dengan akhlak yang ia ajarkan.


Penutup: Jadikan Hidup Kita Doa Balik untuk Ibu

Di penghujung hayatnya, ibu tak meninggalkan harta. Tapi ia tinggalkan cinta, yang abadi dalam doa. Maka jangan biarkan hidup kita jadi sia-sia.
Karena satu-satunya cara kita menjaga ibu, setelah ia tiada, adalah dengan menjadi anak yang ia banggakan di hadapan Tuhan.

"Ya Allah, ampunilah ibuku, sayangilah dia sebagaimana dia menyayangiku saat kecil. Lapangkan kuburnya, terangkan jalannya, dan tempatkan dia di surga-Mu. Aamiin."