Harta adalah anugerah, namun juga bisa menjadi bencana bila didapatkan dengan cara yang salah. Dalam Islam, sumber harta lebih penting daripada jumlahnya. Harta yang diperoleh melalui riba, korupsi, penipuan, atau hasil merugikan orang lain, meskipun terlihat menggunung, sejatinya tak ada berkahnya dan membawa kehancuran.
Allah SWT berfirman:
> “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil...”
(Surah Al-Baqarah: 188)
Harta haram adalah seperti api yang dikira cahaya—menghanguskan pemiliknya perlahan. Ia bisa merusak akhlak, menjerumuskan keluarga, dan menjadi sebab terhalangnya doa dan ibadah. Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang yang makan dari yang haram, maka amal dan doanya tidak diterima selama 40 hari (HR. At-Thabrani).
Lebih jauh, harta haram juga tidak kekal. Ia bisa musnah secara tiba-tiba: melalui sakit, kebangkrutan, konflik keluarga, atau bahkan membawa kehinaan sebelum mati.
Penutup
Mengejar harta itu boleh, bahkan dianjurkan. Tapi cara mendapatkannya harus halal dan bersih. Karena harta yang salah didapatkan tidak hanya binasa di dunia, tapi bisa menjadi batu pemberat di akhirat.