Oleh: Azhari
Tidak ada perjuangan yang sia-sia. Tidak ada luka yang abadi. Dan tidak ada derita yang tak berujung. Karena di balik setiap air mata, selalu tersimpan kebahagiaan yang menunggu untuk ditemukan. Itulah hukum kehidupan yang sering kita lupakan — bahwa jalan menuju kebahagiaan seringkali harus melewati derita, dan perjuangan yang paling luhur adalah perjuangan dalam pendidikan.
Pendidikan Adalah Jalan Terberat Sekaligus Terindah
Pendidikan bukan sekadar soal sekolah, nilai, atau ijazah. Pendidikan adalah perjalanan panjang yang penuh onak dan duri. Banyak anak muda di negeri ini yang harus berjalan berkilo-kilo hanya untuk sampai ke sekolah. Banyak pelajar yang rela menahan lapar demi membeli buku. Banyak mahasiswa yang berjualan kecil-kecilan demi membayar biaya kuliah. Dan di antara semua derita itu, mereka menyimpan harapan besar: sebuah kehidupan yang lebih baik.
Tapi seringkali, dunia tak memudahkan orang yang ingin belajar. Bukan hanya kemiskinan yang menjadi penghalang, tapi juga sistem yang belum sepenuhnya adil, lingkungan yang tak selalu mendukung, serta mentalitas sebagian masyarakat yang masih menganggap pendidikan tidak penting.
Derita Hari Ini, Bahagia Esok Hari
Ketika seorang anak menahan kantuk untuk belajar di malam hari, di situlah ia sedang menanam benih kebahagiaan. Saat seorang pelajar menolak ajakan temannya untuk bermain demi menghadapi ujian, ia sedang menabung masa depan. Ketika seorang mahasiswa bertahan di tengah keterbatasan ekonomi demi menyelesaikan skripsi, ia sedang membangun jembatan menuju kehidupan yang lebih mulia.
Tidak ada sukses yang instan. Tidak ada bahagia yang datang tanpa perjuangan. Derita di masa pendidikan adalah bentuk latihan mental, ujian kesabaran, dan bukti keteguhan hati. Sebab dunia tidak menghargai orang yang mudah menyerah. Dunia selalu memberi tempat kepada mereka yang tahan banting, yang bersedia terluka demi mimpi, dan yang tak gentar meski berkali-kali jatuh.
Berjuanglah, Karena Pendidikan Adalah Hakikat Kehidupan
Pendidikan bukan hanya tentang pekerjaan atau gelar. Lebih dari itu, pendidikan adalah proses pembentukan karakter, pengasahan moral, dan jalan menuju kebebasan berpikir. Orang yang terdidik bukan sekadar tahu banyak hal, tapi juga tahu bagaimana hidup bermartabat, menghargai sesama, dan mengabdikan diri untuk kebaikan.
Dalam sejarah, tokoh-tokoh besar lahir dari derita. Bung Karno pernah dipenjara dan diasingkan. Haji Agus Salim hidup miskin saat kecil tapi cerdas luar biasa. R.A. Kartini menulis di balik sekat tradisi yang mengekang. Tapi derita mereka justru menyalakan bara semangat untuk terus belajar dan memperbaiki nasib bangsanya.
Jangan Menyerah, Karena Derita Itu Sementara
Berapa banyak anak muda yang mundur dari perjuangan pendidikan hanya karena lelah? Berapa banyak yang memilih jalan pintas karena tak tahan dengan derita? Padahal sesungguhnya, siapa yang bersedia bertahan sedikit lebih lama, ia akan sampai pada kebahagiaan yang disimpannya.
Ketika kita merasa derita terlalu berat, ingatlah bahwa di baliknya ada kebahagiaan yang disediakan Tuhan. Mungkin tidak langsung hari ini, tapi pasti suatu hari nanti.
Penutup: Pendidikan Adalah Perjuangan Seumur Hidup
Hari ini, mari kita kuatkan tekad. Jadikan pendidikan sebagai perjuangan utama, bukan beban. Nikmati derita itu, karena setiap tetes air mata, setiap peluh yang jatuh, dan setiap kegagalan adalah bagian dari cerita yang akan kita banggakan kelak.
Kepada para pelajar, mahasiswa, orang tua, dan siapa pun yang sedang berjuang — jangan pernah menyerah. Karena di balik derita itu ada kebahagiaan yang tersimpan. Dan pendidikan adalah jalan pasti menuju bahagia yang hakiki.