Notification

×

Iklan

FOTO KEGIATAN

Indeks Berita

Jangan Biarkan Mereka Mengecilkan Nilaimu

Sabtu, 04 Oktober 2025 | 22:37 WIB Last Updated 2025-10-04T15:37:59Z

:



Refleksi tentang Harga Diri, Perasaan, dan Kedewasaan dalam Pergaulan Modern

Oleh: Azhari

Ada orang yang kehadirannya membuat kita merasa tenang, dihargai, dan diterima apa adanya. Namun, ada pula yang justru membuat kita merasa “kecil” setiap kali berbicara dengan mereka. Bukan karena kita kurang berharga, melainkan karena sikap mereka yang secara halus merendahkan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bertemu dengan dua jenis manusia: mereka yang membawa ketenangan dan mereka yang membawa keraguan. Yang pertama, kehadirannya seperti udara segar — membuat kita ingin menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi. Yang kedua, hadir seperti bayangan kelabu — mengaburkan cahaya keyakinan diri kita perlahan-lahan.

Bahasa Halus yang Menyakitkan

Salah satu bentuk kekerasan yang sering tidak disadari adalah kekerasan dalam bahasa. Tidak harus dengan teriakan, makian, atau hinaan. Kadang, satu kalimat yang terdengar ringan bisa melukai lebih dalam dari pisau.
Ucapan seperti, “Ah, begitu saja kok repot,” atau “Cuma segitu?” sering kali terdengar biasa, tetapi dampaknya bisa membuat seseorang merasa tidak berharga. Dalam dunia yang serba cepat dan kompetitif seperti sekarang, kata-kata yang menyejukkan jauh lebih berharga daripada seribu nasihat tanpa empati.

Ciri-Ciri Orang yang Sering Merendahkan

Agar kita tidak mudah terjebak dalam hubungan yang merusak rasa percaya diri, penting mengenali tanda-tandanya.
Mereka biasanya:

  1. Suka memotong kalimat — seolah pendapatmu tidak penting untuk diselesaikan.
  2. Meremehkan pencapaian orang lain — menganggap hal besar yang kamu perjuangkan hanya hal sepele.
  3. Gemar membandingkan — selalu menandingi ceritamu dengan kisah orang lain.
  4. Mengoreksi tanpa empati — lebih fokus mencari kesalahan daripada membantu memperbaiki.
  5. Menjadikan diri pusat cerita — semua topik berakhir pada dirinya.
  6. Kurang perhatian dan respons — tatapan kosong, senyum basa-basi, atau sikap acuh.
  7. Nada bicara yang merendahkan — tersenyum tapi menekan harga dirimu pelan-pelan.

Perilaku ini sering dibungkus dengan sikap “biasa saja” atau “sekadar bercanda”, padahal perlahan bisa membuat lawan bicara merasa tidak berharga. Dan yang paling berbahaya adalah ketika korban mulai percaya bahwa dirinya memang tidak cukup baik.

Masalahnya Bukan Pada Dirimu

Ketika kamu sering merasa kecil setiap kali berbicara dengan seseorang, berhentilah sejenak. Tarik napas, dan sadari bahwa masalahnya bukan pada dirimu, melainkan pada cara mereka memperlakukanmu.
Orang yang dewasa tidak perlu merendahkan orang lain untuk terlihat tinggi. Orang yang benar-benar bijak tidak sibuk menunjukkan kehebatan dirinya, tapi justru membuat orang lain merasa berharga di dekatnya.

Dunia ini sudah cukup keras dengan segala tuntutan dan tekanan. Maka jangan biarkan dirimu dihancurkan oleh sikap orang yang bahkan tidak tahu bagaimana cara menghargai manusia lain. Kamu punya hak untuk menjaga jarak, untuk memilih lingkungan yang menumbuhkan, bukan yang melemahkan.

Belajar Menegaskan Batas

Kita diajarkan untuk bersabar dan rendah hati. Namun, rendah hati tidak berarti membiarkan diri diinjak. Menegaskan batas bukanlah kesombongan, melainkan bentuk cinta terhadap diri sendiri.
Katakan dengan lembut namun tegas ketika seseorang melampaui batas. Kamu tidak perlu marah, cukup menunjukkan bahwa kamu tidak akan menerima perlakuan yang merendahkan.
Sebab, setiap kali kamu diam terhadap ketidakadilan kecil, kamu sedang memberi izin bagi orang lain untuk mengulanginya.

Menjadi Sumber Ketenteraman, Bukan Luka

Mari bercermin. Jangan sampai kita sendiri menjadi sosok yang tanpa sadar melukai orang lain lewat kata-kata. Terkadang niat kita benar, tapi cara menyampaikannya salah.
Empati adalah kunci. Belajarlah mendengar tanpa menghakimi, menasihati tanpa merendahkan, dan mengoreksi tanpa menyakiti. Dunia tidak kekurangan orang pintar, tetapi kekurangan orang yang benar-benar punya hati.

Jika setiap orang berusaha menjadi sumber ketenteraman bagi sesamanya, mungkin dunia ini akan lebih tenang. Tidak ada yang lebih berharga daripada menciptakan ruang di mana setiap orang merasa aman menjadi dirinya sendiri.

Nilaimu Tidak Ditentukan oleh Pandangan Orang

Pada akhirnya, nilai dirimu tidak ditentukan oleh siapa yang meremehkanmu, tetapi oleh seberapa kuat kamu mengenal dirimu sendiri. Orang bisa berbicara apa saja, tapi kamu yang menentukan apakah kata-kata itu akan menembus hatimu atau tidak.
Jangan biarkan perkataan orang menghapus semangatmu. Jangan biarkan nada merendahkan membuatmu lupa bahwa kamu juga punya potensi besar.
Kamu cukup baik. Kamu cukup berharga. Dan kamu layak dihormati.


Penutup

Hidup ini bukan tentang membuktikan siapa yang paling tinggi, tapi tentang saling menghormati di tengah perbedaan. Kita tidak bisa mengontrol bagaimana orang memperlakukan kita, tapi kita bisa mengontrol bagaimana kita menanggapi mereka.

Jadilah orang yang tetap tenang, tetap kuat, dan tetap lembut — meski dunia sering kali tak tahu cara menghargai.
Dan yang paling penting, jangan biarkan siapa pun membuatmu merasa kecil di dunia yang luas ini. Karena nilai dirimu tidak pernah ditentukan oleh lidah orang lain, tetapi oleh hati dan ketulusanmu sendiri.


Oleh: Azhari – Penulis reflektif dan pemerhati isu sosial kemanusiaan.